Griya Literasi

Bangun Akademi Tenis Meja Terbaik di Indonesia

Senin, 25 Jan 2021 11:32 4 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan segera dibangun sebuah Akademi Tenis Meja terbaik di Indonesia. Akademi ini rencananya akan berdiri di Gedung Olahraga (GOR) Tenis Meja atau Pitstop Table Tennis Center standar nasional yang terletak di JalanPurwosari 6, kawasan Celentang, Kota Palembang.

Harapan itu disampaikan Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumsel Kurmin Halim, SH, saat melakukan audiensi dengan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel Hendri Zainuddin, Senin (25/1/2021).

“Harapan kami ingin membangun satu Akademi Tenis Meja yang terbaik di Indonesia. Akademi ini berada di Pitstop Table Tennis Center, Purwosari,” papar Kurmin.

Nantinya, Akademi Tenis Meja ini diproyeksikan menjadi pengganti GOR Sanjaya, Kediri Jawa Timur, milik perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk, yang bubar pada tahun 2017.

Pitstop Table Tennis Center berkeinginan menggantikan posisi GOR Sanjayana milik Gudang Garam yang sudah bubar, padahal dulu di Kediri menjadi tempat pembibitan atlet tenis meja. Setelah GOR di Kediri bubar, sekarang pembinaan atlet kembali ke pengurus provinsi (Pengprov) masing-masing, tidak terfokus,” jelas Kurmin.

Pitstop Table Tennis Center, kata Kurmin, sudah sangat siap menjadi tempat Akademi Tenis Meja terbaik di Indonesia.

Pitstop Table Tennis Center, dibangun di atas lahan seluas 3.300 meter dengan luas bangunan 1.200 meter persegi. Gedung tenis meja ini bertaraf internasional, memakai karpet dan mejanya juga didatangkan dari Eropa. Penataan lampu juga sesuai standarInternational Table Tennis Federation (ITTF) atau Federasi Tenis Meja Internasional.

“Yang dibutuhkan sekarang adalah dana untuk membangun mess, karena gedung tenis meja sudah tersedia. Karena itu, kami membutuhkan support dari pemerintah, baik gubernur, walikota, Kepala Dinas Olahraga (Kadispora) dan KONI Sumsel sebagai induk olahraga. Prestasi dan pembinaan tenis meja tidak akan maju pesat tanpa dukungan pemerintah,” tegas dia.

Sebagai penggemar tenis meja, dia sangat peduli dengan kemajuan cabor Tenis meja, meski dia tidak lagi tergabung dalam kepengurusan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sumsel. Terbukti, dia membangun Pitstop Table Tennis Centermenggunakan dana pribadi, dan saat ini menjadi GOR tenis meja terbaik di Indonesia.

“Tapi bukan berarti dengan gedung yang bagus bisa menghasilkan atlet yang bagus.Oleh karena itu, kami silaturahmi dengan Ketua Umum KONI Sumsel Hendri Zainuddin. Tidak mungkin pembinaan ke depan tergantung saya, pasti ada keterbatasan.Karena itu kami menggandeng pemerintah dan perusahaan di Sumsel yang konsen membina olahraga, terutama tenis meja,” ujar mantan Ketua Umum PTMSI Sumsel.

Griya Literasi

Lumbung Emas Tenis Meja

Dengan berdirinya Akademi Tenis Meja di Pitstop Table Tennis Center, akan menjadi pusat pembinaan dan pembibitan atlet tenis meja. Termasuk juga, menjadi lumbung emasnya tenis meja kontingen Sumsel di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).

“Yang dibutuhkan tinggal dana untuk pembangunan mess atlet, sehingga mereka bisa menetap di dalam mess. Fokus atlet hanya latihan mulai pagi, siang, sore hingga malam. Jika nantinya Sumsel bertanding di PON, berapa target emas kita sudah bisa dihitung. Kalau bicara tenis meja sudah jatahnya Sumsel. Kalau target enam emas, lima emas sudah pasti milik Sumsel,” Kurmin meyakinkan.

Lanjut dia, di Akademi Tenis Meja Sumsel, yang ada di pikiran atlet hanya latihan, seperti yang dilakukan oleh Cina.

“Di Cina, atlet berlatih sejak umur 4 tahun. Bangun pagi tahunya cuma latihan, latihan tenis meja, tidak memikirkan hal yang lain. Kalau akademi ini terbentuk, kita dapat membentuk tim tenis meja yang kuat,” tandasnya.

Mengembalikan Atlet Palembang

Untuk mewujudkan rencana pendirian Akademi Tenis Meja Sumsel, langkah awal adalah mencari magnet atau daya tarik atlet tenis meja di Indonesia, agar mau bergabung dalam akademi ini. Caranya, dengan menarik dua atlet tenis meja Palembang yang kini berada di Jakarta.

Menurut Kurmin, sekarang ada dua atlet terbaik di Palembang justru bermain di luar, yakni Gilang Maulana dan Bima Abdi Negara.Jika mereka ditarik ke Akademi Tenis Meja Sumsel, makan menjadi magnet yang kuat, karena Gilang dan Bima sedang dalam masa produktif.

“Sekarang yang kita inginkan harus ada magnetnya, yaitu Gilang dan Bima. Kalau mereka kembali ke Palembang, maka teman seangkatan dan junior mereka sudah pasti ikut ke Palembang. Nantinya, banyak pemain di luar kota akan menyekolahkan anaknya di Akademi Tenis Meja Sumsel,” kata Kurmin.

Selama di Jakarta, banyak anak didik yang ikut berlatih bersama Gilang, walau belum dilakukan secara profesional. Apalagi jika dibangun akademi yang memiliki program jelas, tentu banyak pemain di Indonesia yang datang ke Palembang.

“Tenis meja di Sumsel sudah 10 tahuntertidur nyenyak. Mimpi indah, namun kenyataannya tidak ada. Saya sempat memimpin PTMSI Sumsel selama dua tahun, namun mundur karena kurang nyaman. Walau saya tidak di organsiasi, tetap saya bisa berbuat untuk tenis meja, salah satunya dengan membangun Pitstop Table Tennis Center. Ke depan harapan kami, bisa membangun Akademi Tenis Meja di Sumsel,” tutup Kurmin.

(Humas KONI Sumsel)

Cak_In

Cak_In

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode