Griya Literasi

Harga Gabah dan Beras Turun, Azmi Shofix Minta Pemerintah Hadir

Jumat, 19 Mar 2021 11:33 3 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Kabupaten OKU Timur salah satu daerah penghasil beras dan menjadi dan saat petani di OKU Timur sedang panen raya, akan tetapi harga gabah dan beras mengalami penurunan yang drastis sehingga membuat petani merugi, karena harga gabah antara Rp 3200-3500 sedangkan harga beras berkisar Rp 6500-7000.

Sugianto (45) Petani asal Belitang mengatakan anjloknya harga gabah dan beras membuat petani semakin terjepit dan menjerit karena membuat daya beli terus menurun. Sebentar lagi Puasa harga-harga kebutuhan lain mulai merangkak naik.

“Setiap kami panen harga gabah dan beras pasti turun, tidak sesuai keadaan saat ini yang semua mahal. Telur saja sampai Rp. 25000 per kg, kok harga gabah dan beras terjun bebas. Pemerintah jangan hanya diam saja, katanya kita daerah lumbung pangan,”kaya Sugianto, Jumat (19/3).

terpisah, Anggota komisi II DPRD Sumsel dapil OKU Timur Azmi Shofix SIP menyatakan,permasalahan beras dan gabah murah pada saat musim panen saat ini, seharusnya negara harus hadir menyikapi permasalahan petani.

“Kasihan Petani pejuang ketahanan pangan kita, dikala musim tanam mau cari pupuk saja susah dan mahal, di waktu musim panen harga beras dan gabah murah bahkan sulit menjual,”Katanya.

Pihaknya mendorong pemprov dan Pemkab dan Pemkot untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan Bulog untuk menyerap beras dan gabah hasil panen dari petani.

Griya Literasi

“Bulog harus membuka keran pengadaan sebesar-besarnya untuk menyerap beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP), tentu saja dengan memperhatikan kualitas dan SOP yang berlaku. Saya kira kualitas beras petani kita ini cukup baik dan mampu memenuhi kriteria persyaratan pengadaan yang ditetapkan oleh Bulog,”kata politikus Demokrat ini.

Sebagaimana dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 menyebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan cadangan pangan pemerintah untuk gabah atau beras ditetapkan bahwa HPP (Harga Pokok Pembelian) pembelian Pemerintah di Gudang Bulog adalah Rp 8.300,- per Kg.

“Saya kira jelas negara harus hadir. Daripada memenuhi stok cadangan pangan nasional melalui impor yang digadang-gadang akan dilakukan sebesar 1 juta ton, maka saat ini lebih baik menyerap beras petani lokal kita yang sedang panen raya dan harganya jatuh,”kata dia.

Namun disisi lain Bulog memang menghadapi dilema, artinya Bulog menjadi garda terdepan penyerapan hasil pertanian akan tetapi tidak mempunyai kanal penyaluran beras nya. Jadi insan Bulog ini berfikir, nyerap banyak2 berasnya mau dikemanakan?. Kita ketahui bersama sekarang program Raskin/Rastra sudah tidak ada. Program Sembako BPNT pun tidak murni penugasan nya ke Bulog.

“Oleh karena itu perlu adanya sinergitas antara Pemda dan Bulog untuk menyerap hasil petani dan memikirkan output dari hasil penyerapan beras tersebut, apakah disalurkan untuk program Beras ASN, Bantuan Beras Daerah, atau untuk TNI/Polri di wilayah masing-masing,”ujarnya.

Pihaknya juga meminta kepada pemerintah untuk tidak melakukan impor beras sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah karena saat ini stok beras cukup karena petani sedang panen raya.pungkasnya. (ril)

Cak_In

Cak_In

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode