Griya Literasi

Hernoe: Media dan Perjuangan Nadhatul Ulama Dalam Berdakwah

Sabtu, 30 Jan 2021 15:11 2 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Di era digitalisasi peran media sangat penting untuk informasi yang cepat di masyarakat. Melalui Workshop Jurnalistik dan Siber yang dilakukan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Sumsel.

Kegiatan Workshop dengan tema “Merawat Tradisi Dakwah Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital” dilakukan di Kantor PWNU Sumsel pada hari jumat (29/01), langsung dibuka oleh ketua DPRD Sumsel Hj. R A Anita Noeringhati, S.H., M.H.

Dalam sambutan sekaligus membuka Workshop Jurnalistik dan Siber, ketua DPRD Sumsel mengatakan pentingnya peran NU dalam mengkonter radikalisme. Ia pun menyatakan dukungan dan apresiasinya terhadap penyelenggaraan kegiatan workshop ini.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan NU harus memiliki media yang kuat. Ini penting karena pertarungan dunia digital ini sangat efektif mempengaruhi publik. Maka jika ruang digital diisi oleh kelompok radikal yang anti Pancasila, tentu akan berbahaya bagi keutuhan NKRI,” jelasnya.

Dalam workshop tersebut terdapat empat materi, pertama materi Media dan Pegerakan NU yang sajikan oleh Bapak Hernoe Roesprijadji menjelaskan bagaimana media atau pers selalu memiliki posisi dan peran penting dalam perjalanan bangsa Indonesia sejak era pergerakan hingga era Revolusi Industri 4.0.

Griya Literasi

“Setiap perkumpulan (organisasi) pada zaman penjajahan Belanda memiliki media pemberitaan sendiri sebagai corong pemikiran dan pergerakan. Peranan pers nasional sangat vital sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme saat itu. Apalagi sekarang, di era Revolusi Industri 4.0, media adalah alat untuk berbagai macam tujuan,” urai Hernoe.

Mengutip apa yang pernah dikatakan oleh pendiri NU, KH Abdul Wahab Chasbullah, Hernoe mengatakan sebuah perkumpulan yang tak memiliki media, sama dengan perkumpulan buta tuli.

Sedangkan Reno Irawan pada paparannya menitik beratkan penting kader NU untuk go online. Ia mengajak para kader NU Sumsel untuk bersatu mengelola media dakwah online dengan kemasan baru agar mampu menarik pembaca generasi milenial.

“Kita harus merevitalisasi konsep dan kemasan media online NU Sumsel agar bukan saja bisa menarik publik tetapi juga populer di google search,” ujar Reno Irawan.

Pada sesi berikutnya materi Mojo dan Teknik Dasar Penulisan Berita disajikan oleh Aan Sartana, Epen Permata dan Wirangga. (Al)

Cak_In

Cak_In

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode