Sumsel Independen– Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Sumsel bersilaturahmi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumsel, Senin (7/9). Pertemuan berlangsung akrab berpusat di Gedung Dakwah PWM, Plaju Palembang dan sepakat untuk saling mengisi serta penguatan dakwah moral (akhlak, red).
KH Amiruddin Nahrawi menjelaskan, pertemuan ini adalah wujud silaturahmi dan kebersamaan antara NU dan Muhammadiyah di Bumi Sriwijaya. “Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia NU-Muhammadiyah adalah perekat dan pendiri bangsa, sehingga harus bergandengan tangan,” kata Kiayi Amir dalam sambutan pembukanya.
Dikatakan pria yang biasa disapa Cak Amir ini NU dan Muhammadiyah berdiri sejak kemerdekaan. Muhammadiyah tahun 1912 dan NU tahun 1926. Dua tokoh pendirinya yakni KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari memiliki guru yang sama dan rumpun keilmuan bersanad sampai ke Rasulullah.
“Hanya cara dakwahnya yang berbeda. KH Ahmad Dahlan melalui pendidikan formal, Mbah Hasyim melalui pensantren. Sehingha saling mengisi untuk mencerdaskan anak bangsa. Kalau tidak ada NU dan Muhammdiyah samalah seperti timur tengah tidak ada pondasi penguat bangsa,” terangnya.
Sementara itu, ketua PWM Sumsel, Prof Dr H Romli SA menyambut baik silaturahmi PWNU Sumsel. Ia berharap ini bukan pertemuan pertama dan terakhir antara pengurus organisasi.
“Islam di Indonesia sangat unik, peran masyarakat menjaga agama sangat besar. Begitu juga peran organisasi NU dan Muhammadiyah Tut Wuri Handayani,” tukasnya.
Pertemuan diakhir dengan sesi foto dan makan bersama jamuan PWM Sumsel dan doa dipimpin oleh Syuriah PWNU Sumsel KH Mardhi Abdullah dan Dr H Novrizal Nawawi dari PWM Sumsel. (Ril)
Cak_In
<
Tidak ada komentar