Sumsel Independen – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Sumatera Selatan (Sumsel) telah menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat Palembang. Dampak dari Karhutla ini sangat terasa, terutama dalam hal Kualitas Udara yang kian memburuk. Menurut data terbaru dari Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), Kualitas Udara di Palembang saat ini masuk dalam kategori “Sangat Tidak Sehat.”
Pada pukul 10.00 WIB, angka Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) mencapai 300, yang menandakan bahwa udara telah sangat tercemar dan berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Asap dari Karhutla bahkan sudah masuk ke dalam rumah-rumah di kota Palembang, mengganggu kualitas hidup penduduk setempat.
Salah seorang warga Jakabaring, Odi, mengeluhkan bau asap yang tajam yang masuk ke dalam rumahnya melalui ventilasi. “Hari ini paling pekat kabut asapnya, ketika pagi sekitar pukul 07.00 WIB bau asap sudah terasa. Terutama di ruang tengah rumah udaranya sudah berbau asap yang biasanya sejuk,” ujarnya.
Odi bahkan mencoba keluar rumah untuk memastikan bau asap akibat Karhutla. “Kabut asapnya akibat Karhutla sangat menyengat dan pekat,” tambahnya. Dia juga mengkhawatirkan bahwa kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Palembang. “Kalau ada asap seperti ini, kasus ISPA akan meningkat drastis,” ungkapnya.
Sementara itu, pengendara sepeda motor, Jojon, juga merasakan dampaknya. “Kabut asapnya sangat tebal, itulah saya pakai kendaraan harus hati-hati takutnya ada apa-apa,” kata Jojon dengan kewaspadaan tinggi. (RN)
<
Tidak ada komentar