
Sumsel Independen– Ngodain (Ngobrol Damai Indonesia) Milenial, yang diselenggarakan oleh Gerakan Mahasiswa Anti Radikalisme dan Terorisme (GMART) Provinsi Sumatera Selatan, dengan tema Indonesia Damai Indonesia Pancasila: Peran generasi muda dalam mengantisipasi radikalisme. Acara ini bertempat di Kedai Demang 8, Kota Palembang, Minggu (24/11).
Ngodain ini merupakan program dari GMART dalam hal memberikan informasi tentang bahayanya radikalisme dan terorisme, sekaligus memperingati Milad satu tahun dari GMART.
Adapun narasumber dalam acara ini ialah DR. Periansya (Ketua FKPT SUMSEL), Kombes Pol Drs. Budi Sajidin, M.Si (DIR INTELKAM POLDA SUMSEL), dan AKBP Marzuki M.Si (Kasubdit 4 Keamanan Negara POLDA SUMSEL), serta dihadiri oleh 42 peserta dari beberapa organisasi mahasiswa dan kepemudaan, ungkap Gozy Landriansyah selaku ketua pelaksana
Ardi Pratama selaku ketua umum GMART mengungkapkan, acara ini diadakan agar para kaum penerus bangsa mengetahui akan bahaya dari radikalisme dan terorisme.
“Ini merupakan program berkelanjutan dari GMART dengan target memberikan informasi serta pemahaman kepada generasi penerus bangsa, betapa bahayanya radikalisme dan terorisme,” ungkapnya saat diwawancarai.
Kombes Pol Drs Budi Sajidin M.Si menyampaikan bahwasannya permasalahan radikalisme dan terorisme ini dapat diselesaikan jika tanpa adanya bantuan dari masyarakat dan generasi muda.
“Permasalahan radikalisme dan terorisme ini tidak hanya bisa diselesaikan oleh pihak kepolisian, TNI, dan aparatur negara lainnya. Tanpa adanya bantuan pengawasan juga dari masyarakat dan generasi muda. Apabila terdapat suatu aktivitas yang mencurigakan atau menyimpang dari suatu kelompok, cepat cari informasi tersebut dan laporkan kepada pihak kepolisian,” ujarnya saat menjadi narasumber.
Dr. Periansya selaku ketua FKPT SUMSEL juga turut menjelaskan dalam pembahasannya mengenai ancaman radikalisme dan terorisme. “Jika radikal mengarah ke hal positif seperti radikal dalam belajar, itu tidak terlalu masalah, namun jika sudah mengarah ke intoleransi ataupun anti pancasila itu sepakat untuk kita berantas karena bisa mengganggu dan memecah belah negara Indonesia, ” ujarnya. (Ril)
