Sumsel Independen – PAC GP Ansor Martapura melaksanakan ziarah makam ulama, pangeran dan raja raja yang ada di kecamatan Martapura ,selain melakukan ziarah PAC GP Ansor Martapura juga berkunjung ke rumah rumah bersejarah di kecamatan Martapura, selain sebagai silaturahmi juga sebagai edukasi sejarah minggu(19/9/2021).
Kegiatan yang di mulai sejak jam 08:00 wib ini adalah upaya PAC GP Ansor Martapura untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kebersamaan antara anggota juga dalam bentuk merealisasikan program program PAC Ansor Martapura yang salah satunya adalah ziarah ke makam ulama dan rumah bersejarah di kecamatan Martapura.
Dalam kegiatan tersebut PAC GP Ansor Martapura di pimpinan ketua Ansor martapura Ustadz Didi Rosidi di dampingi penasehat PAC GP ANSOR ustadz Fahmi Arbain,dan sekretaris MWC NU Martapura ustadz Andi Fredi Fernandes.
Ketua Ansor Martapura Ustadz Didi Rosidi menjelaskan ziarah ini tidak hanya di makam ulama dan pangeran, melainkan juga ke makam orang pertama yang tinggal di Desa Tanjung Kemala, “Ziarah ini menjadi salah satu program kerja PAC GP Anshor Martapura. Tidak hanya di Martapura saja, nantinya kami akan berziarah di makam ulama-ulama yang ada di OKU Timur,” ungkap Ketua PAC GP Anshor Martapura Ustd. Didik Rosyidi
Selain ziarah banyak hal yang dapat diambil dari kegiatan ini, selain kirim do’a di makam para ulama, pangeran maupun tokoh di Martapura, tentunya juga sebagai sarana untuk mengetahui silsilah atau sejarah kota Martapura itu sendiri.
“Untuk mengetahui sejarah Martapura ini, rombongan menyambangi Rumah Limas yang ada di Desa Tanjung Kemala, tepatnya di depan Masjid Jami’ Martapura,” jelasnya
Sementara itu, Ustadz Fahmi Arbain menambahkan, kehadiran orang pertama di Martapura khususnya Desa Tanjung Kemala diperkirakan sekitar tahun 461 atau pertengahan abad ke-5, dan ini diawali oleh puyang Stiapada dan Mangku Negara.
Merekalah orang pertama yang menginjakkan kakinya di tanah Desa Tanjung Kemala, saat itu posisi desa berada di pinggiran Sungai komering yang saat ini menjadi pemakaman umum. “Dulu ada kebakaran besar yang menghanguskan desa Tanjung Kemala, sehingga masyarakat saat itu bergeser ke arah desa yang ada saat ini,” jelasnya
Ia juga mengakui, ada beberapa versi terkait sejarah Martapura ini, tetapi, ia menyakini dari hasil penelusuran pribadinya tentang asal usul Komering. “Saya sempat mendapatkan buku tentang Komering ini ketika saya tinggal di Surabaya,”jelasnya
Ada beberapa catatan imbuhnya, yang saya ketahui saat itu, meski ada beberapa versi, kami yakini bahwa semuanya versi memiliki dasar sendiri-sendiri, dan kegiatan ziarah ini adalah mengunjungi makam-makam orang baik yang luar biasa kiprahnya pada masa lalu, terutama dalam penyebaran agama Islam,”pungkasnya. (Jodi)
Cak_In
<
Tidak ada komentar