Griya Literasi

Tanjak Mampu Menjadi Fashion Idola di Era Digital

Jumat, 26 Nov 2021 17:02 2 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Pembudayaan serta kebiasaan penggunaan Tanjak diharapkan dapat mulai diawali sedini mungkin sebagai pelengkap Fashion kaum laki-laki, baik muda ataupun remaja.

Tidak hanya itu saja, penggunaan Tanjak juga diharapkan mampu menjadi Fashion modis, gaul bahkan menjadi pelengkap sehingga terlihat bersahaja dalam berbagai aktivitas keseharian, baik dalam kegiatan formal bahkan non formal. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh salah satu tokoh masyarakat Sumsel, Husin Yazid, Jumat (26/11).

Dikatakan Husin, penggunaan tanjak juga bisa digunakan dalam berbagai acara santai sembari nongkrong menikmati secangkir kopi, dengan desain yang sudah disesuaikan, ataupun dengan warna yang telah disesuiakan, sehingga para pengguna dapat lebih terlihat modis serta lebih menarik, selaras dengan kostumnya.

“Juga bisa sebagai pelengkap fashion bagi seniman muda untuk pakaian keseharian dalam tampilannya, remaja yang sedang duduk di bangku SMP, SMA, juga mahasiswa yang sedang kuliah dalam aktivitas ektra kurikulernya,” kata Husin.

Griya Literasi

Menurutnya, ketika tanjak telah kerap dikenakan dalam acara santai, secara alami akan tumbuh gelombang kesadaran dari diri pribadi pribadi para remaja dalam rangka membumikan skaligus mengaktualisasikan kehadiran tanjak yang fashienable di mata remaja. “Baik lokal bagi masyarakat Sumsel terlebih nasional masyarakat Indonesia,” ujarnya.

“Sebagaimana apa yg kita lihat saat ini, pemakaian blangkon bagi laki laki Jawa baik remaja maupun orang tua, tidak hanya hadir di acara acara resmi namun sering kali hadir dalam penggunaannya di acara santai. Bahkan terlihat sangat akrab, sudah pasti diikuti rasa bangga ketika memakainya. Dikarenakan secara tidak langsung muncul aikon yg menandai simbol jawanya,” tambahnya.

Masih dikatakannya, bahwa gerakan cinta tanjak juga merupakan suatu arti bahwa masyarakat juga tela mengaktualisasikan kehadirannya sekaligus melestarikan budaya pemakainnya sebagai warisan leluhur (simbol/ikon kota Palembang).

“Selain itu, kehadirannya sebagai jawaban dalam pergaulan bagi remaja dunia global yang mengidolakan kemodisan, fashionable lagi kekinian di tengah-tengah berkembangnya gelombang zaman now dan digital,” tungkasnya. (Ril)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode