0
Sumsel Independen – Kejadian yang tidak menyenangkan menimpa beberapa wartawan media online di Kabupaten Musi Rawas. Mereka mengalami pengusiran dan intimidasi oleh oknum Satpol PP yang berjaga di resepsionis kantor bupati. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (14/7/2023) lalu ketika para wartawan sedang melaksanakan tugas peliputan di lokasi tersebut.
Menanggapi insiden ini, Agus Harizal, ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sumatera Selatan (Sumsel), menyatakan kekecewaannya.
“Menyesalkan tindakan tersebut mengapa terjadi, apalagi adik-adik wartawan tersebut melaksanakan tugas peliputan di lingkungan Kantor Bupati Musi Rawas,” ungkapnya saat dihubungi Sabtu (15/07/2023).
Sebagai wartawan yang bertugas mendapatkan informasi di lapangan, mereka seharusnya dilindungi oleh undang-undang. Agus Harizal menegaskan pentingnya memberikan pemahaman kepada petugas keamanan yang menghalangi kerja wartawan agar peristiwa semacam ini tidak terulang lagi di masa depan.
Diberitakan sebelumnya, Andi, salah seorang wartawan online yang berada di lokasi saat kejadian, memberikan kronologi peristiwa tersebut.
“Awalnya, kami sedang meliput kegiatan wakil bupati di auditorium Pemkab Musi Rawas. Setelah itu, saya bersama rekan saya ingin menemui seorang staf bagian umum untuk memperoleh perlengkapan pemberitaan. Namun, kami mendapatkan larangan dari seorang resepsionis,” ungkap Andi.
Menirukan perkataan resepsionis, Andi mengungkapkan, “Kamu jangan masuk-masuk di sini ya, hanya meliput, jangan keliling.”
Kejadian tersebut membuat Deni, wartawan Sumsel Independen yang ikut dalam peristiwa tersebut, mempertanyakan alasan di balik larangan tersebut.
“Saya menanyakan mengapa wartawan dilarang menemui staf umum. Tanpa basa-basi, oknum Satpol PP bernama Debi, yang terlihat mengenakan seragam dinas, langsung mendorong saya sambil berkata ‘keluar kau, keluar kau!'” jelas Deni, yang juga ikut tugas peliputan.
Situasi semakin memanas ketika penjaga resepsionis turut mengikuti tindakan intimidasi tersebut. Wartawan yang sedang melaksanakan tugas justru mengalami aksi kekerasan dan larangan yang tidak masuk akal. Kejadian ini sangat disayangkan karena menghalangi wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik yang melibatkan kepentingan publik.
Hingga saat ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Rawas, Ir. H Aidil Rusman, MM, belum memberikan tanggapan terkait insiden ini meskipun telah dihubungi melalui pesan WhatsApp. Begitu pula dengan Wakil Bupati Mura, Hj. Suwarti S.IP., yang juga tidak memberikan respon terkait kejadian tersebut.
Jhuan Silitonga, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Musi Rawas, menyayangkan penghalangan yang dialami wartawan dalam menjalankan tugas peliputan di Kantor Bupati Musi Rawas. Ia berpendapat bahwa pegawai yang bertugas di sana seharusnya diberikan pemahaman tentang tata cara menerima tamu dengan baik dan fleksibel, terutama terhadap wartawan yang sedang melaksanakan tugas peliputan.
“Bedakan wartawan yang sedang menjalankan tugas peliputan dengan seseorang yang hanya ingin bersilahturahmi. Apalagi wartawan yang mendapat intimidasi dan kekerasan ini sedang menjalankan fungsi tugasnya, mengejar nara sumber karena ada proyeksi dari redaksi,” ujar Jhuan kepada Sumselindependen.com beberapa waktu lalu.
PWI Kabupaten Musi Rawas meminta kepada pimpinan petugas yang terlibat dalam insiden ini untuk melakukan pembenahan dan memberikan bimbingan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Jhuan menekankan bahwa tanpa perbaikan, kejadian semacam ini dapat terulang kembali. Ia berharap adanya sinergi antara pihak berwenang dan wartawan untuk membangun daerah dengan baik. (Pp)
Pos terkait
Pos Terbaru
Sponsor
<
x
x
Tidak ada komentar