0
Sumsel Independen – Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat mengeluarkan aksi protes terhadap Panitia Besar Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumsel XIV 2023. Protes ini berkaitan dengan keikutsertaan OKU Selatan yang menggunakan delapan atlet voli indoor dari luar Provinsi Sumatera Selatan.
Kedua kabupaten ini menyampaikan protes mereka melalui surat permohonan sanggahan yang ditujukan kepada Ketua PB Pertandingan Porprov Cabang Olahraga (cabor) voli indoor dan ditembuskan kepada KONI Provinsi Sumatera Selatan. Sayangnya, surat permohonan sanggahan dari Kabupaten Muara Enim ditolak oleh panitia besar Porprov. Sementara itu, surat permohonan dari Kabupaten Lahat tidak diterima karena alasan belum membayar uang aksi protes sebesar Rp. 3 juta.
Ketua Pelatih Voli Muara Enim, Khairlani, menyatakan bahwa protes ini muncul karena kejanggalan pemain dari OKU Selatan. PBVSI di tingkat provinsi sudah menegaskan bahwa tidak diperbolehkan memutasikan atlet dari luar provinsi. Khairlani mengklaim bahwa oknum Ketua DPRD OKU Selatan membawa delapan atlet dari luar Provinsi Sumsel, tepatnya dari Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat.
“Menurut keterangan dari Ewan pelatih senior bola voli Tasikmalaya, bahwa anak-anak tersebut baru tiga minggu lalu berangkat dari Tasikmalaya menuju OKUS. Kami juga menghubungi Ludy selaku Wakil Sekretaris PBVSI Sumsel yang menyampaikan bahwa KONI tidak berani mengambil keputusan dan melemparkan bola panas dengan PBVSI Sumse, sebelum ada keputusan dari KONI Sumsel. Ludy juga masih menunggu keputusan KONI Sumsel,” jelas Khairlani.
Khairlani menambahkan bahwa aksi protes ini telah diajukan sejak awal sebelum pertandingan cabor voli indoor dimulai kepada dewan hakim voli indoor Samaji dan Ketua BemPris PBVSI Sumsel. Namun, setelah atletnya bertanding, mereka memperkuat surat pengajuan dengan ditujukan kepada Ketua KONI Muara Enim dari PBVSI Muara Enim. Namun, dean hakim tidak melanjutkan aksi protes tersebut dan tidak mendiskualifikasi pemain (atlet) yang jelas-jelas berasal dari luar Sumsel.
Herdi Fahrudin, Ketua Harian PBVSI Kabupaten Lahat, juga menentang kecurangan ini. Dia mengatakan bahwa protes mereka tidak lancar karena administrasi yang kurang lengkap. Ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam protes, yaitu secara tertulis ke panitia pertandingan dan menyerahkan uang aksi protes sebesar Rp 3 juta. Saat menyerahkan surat permohonan kepada panitia besar provinsi dan dewan hakim provinsi, Herdi mengakui tidak ada pengawalan yang baik dari panitia indoor.
“Kami hanya disuruh menyerahkan sendiri surat permohonan itu, semalam pukul 23.30 WIB sampai ke penginapan panitia besar di Hotel Bukit Serelo Lahat, namun panitia sudah tidur. Surat sudah diserahkan, dan tanda terima belum ada karena kami tidak memiliki uang protes sebesar Rp 3.000.000. Biasanya, dari tuan rumah, tidak ada uang protes. Kami akan terus lanjutkan aksi protes ini sampai atlet voli indoor benar-benar diskualifikasi karena kami punya data lengkap.
Sementara itu, saat wartawan Sumsel Independen mencoba mewawancarai petinggi OKU Selatan terkait mutasi atlet, salah seorang petinggi tersebut hanya memberikan tanggapan “no comment.”
Bidang Pertandingan Voli Indoor Porprov Sumsel XIV, Sumargono, mengatakan bahwa mereka masih menunggu keputusan dari panitia besar. “Belum ada keputusan dari panitia provinsi, kami juga masih menunggu,” ujarnya.
Pertandingan cabor voli indoor yang menjadi sorotan, yaitu Muara Enim versus OKU Selatan dan OKU Selatan versus Lahat, hingga pukul 11.30 WIB belum juga dilaksanakan. Padahal, voli indoor dijadwalkan bertanding pukul 10.00 WIB. (Via)
Laporan: Via Arzani
Editor: Pram
Editor: Pram
Pos terkait
Sponsor
<
x
x
Tidak ada komentar