Griya Literasi
Pemkot

Tren Pakaian di Era Digital dan Tantangan Etis yang Dihadapi

Rabu, 22 Mei 2024 21:16 3 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Dalam beberapa tahun terakhir, Tren Pakaian mengalami perubahan signifikan yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan media sosial. Pakaian bukan lagi sekadar kebutuhan dasar, melainkan juga cerminan identitas, status sosial, dan sarana ekspresi diri.

Di Era Digital ini, fashion menjadi lebih dinamis dengan kemunculan berbagai Tren yang sering kali diinisiasi oleh influencer dan selebriti di media sosial.

Namun, di balik gemerlapnya dunia fashion modern, terdapat berbagai permasalahan etis yang memerlukan perhatian serius. Artikel ini akan membahas fenomena Tren Pakaian terkini serta Tantangan etis yang muncul akibat perkembangan tersebut.

Tren Pakaian saat ini sangat dipengaruhi oleh fenomena fast fashion, yaitu produksi Pakaian dengan cepat untuk mengikuti Tren terbaru dengan harga yang terjangkau. Brand-brand seperti Zara, H&M, dan Forever 21 menjadi pemain utama dalam industri ini.

Fast fashion memungkinkan konsumen untuk selalu mengikuti Tren terbaru tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Namun, dampak dari fast fashion ini sangat kompleks dan sering kali negatif.

Pertama, ada masalah lingkungan yang serius. Industri fashion adalah salah satu industri paling mencemari di dunia, dengan produksi tekstil yang menyumbang limbah air yang besar, penggunaan bahan kimia berbahaya, dan emisi karbon yang tinggi. Setiap tahun, jutaan ton Pakaian dibuang dan berakhir di tempat pembuangan sampah, yang sebagian besar terbuat dari bahan sintetis yang sulit terurai.

Kedua, terdapat isu hak asasi manusia. Banyak pabrik yang memproduksi Pakaian fast fashion berada di negara-negara berkembang dengan regulasi buruh yang lemah. Para pekerja sering kali menerima upah rendah, bekerja dalam kondisi yang tidak aman, dan mengalami eksploitasi. Kasus Rana Plaza di Bangladesh pada tahun 2013, di mana sebuah pabrik Pakaian runtuh dan menewaskan lebih dari 1.000 pekerja, menjadi contoh tragis dari kondisi kerja yang buruk di industri ini.

Ketiga, dampak sosial dari Tren Pakaian yang terus berubah juga perlu diperhatikan. Media sosial mempengaruhi persepsi masyarakat tentang fashion dan kecantikan, sering kali menekankan standar yang tidak realistis dan konsumsi yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan sosial terutama pada generasi muda untuk selalu tampil sempurna dan mengikuti Tren tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.

Dalam menghadapi berbagai permasalahan etis yang timbul dari Tren Pakaian modern, diperlukan langkah-langkah konkret dari berbagai pihak. Pertama, konsumen harus lebih bijak dalam berbelanja, dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan etika dalam memilih produk fashion. Mendukung brand yang menerapkan prinsip fair trade dan menggunakan bahan ramah lingkungan dapat menjadi salah satu solusi.

Selain itu, brand dan perusahaan fashion harus bertanggung jawab dengan menerapkan praktik bisnis yang lebih berkelanjutan dan etis. Transparansi dalam rantai pasokan, peningkatan kondisi kerja, serta inovasi dalam penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak negatif industri fashion.

Pemerintah dan lembaga internasional juga memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi industri fashion. Kebijakan yang mendukung keberlanjutan, seperti insentif untuk perusahaan yang menerapkan praktik ramah lingkungan, serta regulasi yang ketat terhadap eksploitasi buruh, perlu ditegakkan.

Terakhir, edukasi masyarakat tentang dampak dari kebiasaan konsumsi fashion yang berlebihan harus terus ditingkatkan. Kampanye kesadaran dan program pendidikan tentang fashion yang berkelanjutan dapat membantu mengubah pola pikir masyarakat menuju gaya hidup yang lebih bertanggung jawab.

Kesimpulannya, Tren Pakaian di Era Digital menawarkan peluang ekspresi diri yang tak terbatas, namun juga membawa Tantangan etis yang signifikan. Dengan kesadaran dan tindakan kolektif dari konsumen, industri, dan pemerintah, kita dapat menciptakan masa depan fashion yang lebih berkelanjutan dan adil bagi semua.

Penulis :
Siti Mayumi Irawan
Prof. Hj. Isnawijayani , M.Si., Ph.D.


Editor: Syaidina Ali

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LXIII
    Majalah Independen Edisi LXI

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode