Sumsel Independen – Ketua DPW PKS Sumsel, Muhammad Toha menyatakan sikap, bahwa PKS Sumsel sejak awal telah menolak rencana kenaikan harga BBM. Bahkan, ketika diumumkannya kenaikan BBM mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax, PKS Sumsel juga tetap konsisten menolak kebijakan tersebut.
Sebagaimana diketahui harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.
Harga Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Menurut Toha, Ekonomi rayat sekarang meski masih merangkak baru mau pulih dari covid 19, serta hantaman kenaikan minyak goreng maka rakyat akan bertambah sengsara dengan naiknya harga BBM.
“Sebab kenaikan BBM tersebut akan berimbas kepada kenaikan di sektor lainnya, kenaikan harga barang pokok dan berbagai komoditas,” kata Toha, Selasa (5/9)
Lebih lanjut, Toha mengatakan pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, buruh, UMKM, sopir angkutan, pedagang keliling akan semakin sulit akibat kenaikan BBM.
Toha mencontohkan bahwa ia mendengar biaya pengemudi ojek online untuk membeli BBM sekitar 30% – 40% dari pendapatan yang mereka peroleh.
“Dengan adanya kenaikan harga BBM, artinya akan ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yakni ongkos naik tapi penumpang sepi atau ongkos tidak dinaikkan namun pendapatan mereka bakal turun,” tegasnya.(Ril)
<
Tidak ada komentar