Sumsel Independen – Adanya bencana banjir yang sempat terjadi di kota Palembang pekan lalu membuat Persatuan Mahasiswa dan Pemuda Sumsel (PMPS) untuk lakukan konsolidasi langsung bersama Pemerintah kota Palembang di Ruang Rapat Parameswara, Sekretariat Daerah (Setda) kota Palembang, Kamis (30/12).
Diketahui, Persatuan Mahasiswa dan Pemuda Sumsel merupakan gabungan dari berbagai organisasi mahasiswa, yakni Permahi Palembang, HMI Cabang Palembang, HMI STIHPADA, BEM STIHPADA, BEM Universitas Palembang, PJKB Sumsel, Limapala, Mahasiswa UMP dan lain sebagainya.
“Jadi intinya, hasil dari konsolidasi kami bersama beberapa waktu lalu menyimpulkan, bahwa kami orang-orang organisatoris harus berada di tengah-tengah antara masyarakat dan Pemerintah kota Palembang,” kata Korlap PMPS, Febri kepada awak media.
Menurut Febri, adanya sinergi yang terputus antara masyarakat dan Pemerintah kota Palembang dinilai perlu untuk disambung bahkan dirajut kembali.
“Cara kita menyambungkanya, yaitu kita kritik dan kita berikan solusi, baik itu bagaimana Perda tentang RT RW, Perda Rawa dan lain-lain, sehingga masyarkat juga paham akan salahnya di mana,” jelasnya.
“Banjir ini saya pikir terjadi memang karena ulah kita semua, bukan hanya salah Pemerintah. Kami tidak menghujat Pemerintah ataupun menyalahkan masyarakat,” tambahnya.
Hari ini kita belum tuntas, kemungkinan besar, nanti awal tahun baru kita akan berkonsolidasi kembali tentunya harapan kami dapat hadir seluruh Dinas terkait
Masih dikatakan Febri, bahwa informasi setiap kerja keras yang dilakukan oleh Pemerintah diharapkan dapat selalu diketahui oleh setiap lapisan masyarakat. “Sehingga publik dapat tahu yang dilakukan Pemerintah ini seperti apa, bukan hanya sekedar belusukan turun ke banjir,” tuturnya.
“Kita harus rajut kembali gotong-royong yang sesungguhnya di kota Palembang sesuai dengan visi misi bapak Walikota. Palembang Emas Darussalam itu tentunya semua harus kompak dan juga harus gotong royong,” tegasnya.
Diharapkan Febri, melalui konsolidasi yang dilakukan tersebut, satu tahun kedepan dapat dijadikan waktu untuk menargetkan hasil yang lebih baik. “Jangan sampai menunggu musim hujan baru kita mau turun tangan,” harapnya.
Febri juga meyakini, bahwa jika sosialisasi serta edukasi dapat dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat, masyarakat dinilai akan lebih paham. “Sebagai pimpinan rakyat, kita harus mengatur rakyat kita. Kalau kita tidak bisa mengatur rakyat kita lantas apa yang mau kita atur,” ucapnya.
Masih dikatakannya, setiap solusi juga akan didapatkan jika semua Pemerintah di tingkatan akar rumput hingga ke tingkatan Pemerintah kota Palembang dapat bersinergi dan bekomunikasi dengan baik kepada masyarakat. “Semua ada solusinya. Urusan dunio galo ini,” kata Febri.
Sementara itu, Kepala PUPR kota Palembang, Akhmad Bastri menyampaikan rasa senang atas elegannya penyampaian yang telah disampaikan oleh para mahasiswa.
“Kita juga membutuhkan kritikan ini sehingga kita tahu akan kekurangan kita. Kalau dikatakan kita belum sempurna memang iya,” ujar Bastari.
Bahkan, lanjut Bastari, banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi juga sering kali membuat pihak Pemerintah kota Palembang kurang maksimal. “Karena, mencapai maksimal itu banyak faktor kan?, baik itu faktor dari luar ataupun faktor dari dalam,” tambahnya.
Masih dikatakannya, pengawasan-pengawasan yang dilakukan oleh pihak pemerintah terkait Perda Rawa juga merupakan suatu pengawasan yang dilakukan bersama serta pengawasan berjenjang.
“Karena, setiap penimbunan itu pasti ada rekomendasi dari Lurah, RT, Camat, Dinas Perizinan hingga ke PU. Untuk melakukan penindakan itu di instansi penindakan Perda, yakni dari Pol PP,” tungkasnya. (Putra)
Tidak ada komentar