Sumsel Independen – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan dari Dapil I, yang terdiri dari Ketua DPRD Sumsel Dr. Hj. RA Anita Noeringhati, SH., MH (Koordinator reses), Prima Salam, Yudha Rinaldy, Kartak Sas, Chairul S Matdiah, dan Mgs Syaiful Fadli, menggelar reses tahap III di Kantor Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) pada Rabu (18/10).
Reses tahap III tahun 2023 dilakukan pada tanggal 15 – 22 Oktober 2023. Tujuan dari reses ini adalah untuk mengevaluasi operasional angkutan feeder yang berfungsi sebagai pendukung sistem kereta ringan (LRT) di Palembang. Anggota DPRD Sumsel ingin memastikan bahwa jumlah penumpang yang menggunakan LRT Palembang dapat dimaksimalkan. Saat ini, hanya ada 10 feeder yang beroperasi untuk melayani kebutuhan transportasi publik ini.
Koordinator reses dapil Sumsel I RA Anita, menyampaikan bahwa kunjungan reses ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana angkutan feeder yang beroperasi untuk memaksimalkan jumlah penumpang LRT Palembang.
“Kami mendapatkan informasi beberapa hal sekaligus mengklarifikasi pemberitaan ada 10 mobil Feeder LRT di kota Palembang yang stop operasional,” ujarnya.
LRT Kota Palembang memiliki 17 feeder hanya saja saat ini ada 7 feeder yang telah beroperasi yang dibiayai oleh Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kota Palembang.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) Rode Paulus menjelaskan kalau tata kelola anggaran feeder harus dipergunakan dengan hati-hati karena di review pihak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Dikami itu pada 4 bulan sebelumnya , penyelenggaraan feeder itu diselenggarakan oleh anggaran BLU kami , jadi kita dalam BLU kita ada namanya saldo awal, kami punya Rp 6 miliar saat itu, kebetulan karena memang rencana pengembangan feeder LRT Sumsel ini mulai operasional akhir tahun 2022 sehingga memang tidak di siapkan anggaran dari awal,” katanya.
Selain itu soal itu feeder belum masuk tahap mogok baru menyampaikan kalau tidak segera di bayar mungkin (operator feeder) mereka bisa mogok tapi sekarang mereka bisa menerima.
Pihaknya membuka kerjasama dengan UMKM terutama di stasion LRT Palembang dengan biaya murah (tarip promosi) dan membuka peluang bisnis dengan pihak lain.
Disamping pihaknya juga memiliki program wisata menuju lokasi wisata di kota Palembang.
“Memang penumpang LRT weeked lebih banyak tapi tidak terlalu banyak sebagai contoh untuk tahun 2023 itu jumlah harian kita rata-rata penumpang weeked 12. 955 penumpang untuk diluar weeked 10.133 penumpang, jumlah penumpang harian kita 10.944 mendekati 11 ribu,” pungkasnya. (Adv)
<
Tidak ada komentar