Sumsel Independen — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengonfirmasi bahwa sebanyak 828 warga dievakuasi akibat erupsi Gunung Api Ruang, yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, pada Selasa (16/4) malam.
Menurut laporan resmi BNPB yang diterima pada Rabu (17/4), “Dampak erupsi Gunung Ruang sebanyak 272 Kepala Keluarga atau 828 jiwa mengungsi.”
Detail dari laporan BNPB menunjukkan bahwa sebanyak 45 jiwa telah ditempatkan di Gedung BPU Kecamatan Tagulandang, sementara 783 jiwa lainnya mengungsi di rumah kerabat dan saudara di daratan Pulau Tagulandang. Beberapa lokasi pengungsian antara lain Gereja GMIST Nazareth Bahoi, Balai Latihan Kerja Bahoi, GOR Tagulandang, dan Balai Pertemuan Umum (BPU) di Kecamatan Tagulandang.
Sebagai respons terhadap situasi darurat ini, Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) telah menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari, dimulai dari tanggal 16 hingga 29 April 2024.
Pengungsian juga dilakukan terhadap masyarakat yang berada di Desa Patologi dan Desa Pumpente, yang dievakuasi ke Kecamatan Tagulandang menggunakan dua unit kapal Ferry dan perahu penyeberangan milik warga.
Perubahan status Gunung Ruang dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terjadi pada Selasa (16/4) pukul 16.00 WITA. Gunung tersebut kembali meletus pada Rabu (17/4) sekitar pukul 01:30 WIB, menyebabkan hujan abu vulkanik dan mengakibatkan terputusnya sinyal komunikasi di Kampung Laingpatehi.
Situasi ini terus dipantau oleh BNPB dan pihak terkait untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang terdampak oleh erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.(umi)
<
Tidak ada komentar