Griya Literasi

Hadirnya Feeder, Efektifkah untuk Pengguna LRT?

Sabtu, 3 Jun 2023 13:27 2 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen — Kehadiran transportasi angkutan umum penghubung atau feeder yang difasilitasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjadi inovasi terbaru yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keterjangkauan bagi para pengguna Lintas Rel Terpadu (LRT) di Sumsel. Namun, muncul pertanyaan seputar efektivitas dari Feeder ini bagi para pengguna LRT.

Saat ini, terdapat 51 unit angkutan feeder LRT Sumsel (Angkot Feeder Musi Emas) yang telah beroperasi. Angkutan ini tersebar di tujuh rute dan melayani penumpang mulai dari pagi hingga malam hari, dengan jam operasional dari pukul 05.00 WIB hingga 21.00 WIB. Ada tujuh koridor perjalanan yang dilayani oleh angkutan feeder ini, yaitu koridor 1 (Talang Kelapa-Talang Buruk), koridor 2 (Asrama Haji-Sematang Borang), koridor 3 (Asrama Haji-Talang Betutu), koridor 4 (Stasiun Polrestabes-Perumahan OPI), koridor 5 (Stasiun DJKA-Tegal Binangun), koridor 6 (Stasiun RSUD-Sukawinatan), dan koridor 7 (Stadion Kamboja-Stasiun Sriwijaya).

Setiap angkutan feeder dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan atau air conditioner (AC) yang dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat. Selain itu, terdapat tiga kamera pengawas, kotak sampah, dan hand sanitizer sebagai upaya untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang.

Salah seorang penumpang angkot feeder, Risky, mengungkapkan kepuasannya terhadap fasilitas yang disediakan. “Walaupun gratis, fasilitas di angkutan feeder ini membuat nyaman. Angkutan yang biasanya penuh sesak dan panas, berbeda dengan angkutan ini yang dilengkapi AC dan selalu bersih. Selain itu, kapasitasnya juga terbatas hingga 8 orang,” ungkapnya saat diwawancarai Sumsel Independen beberapa hari lalu.

Nurul, seorang mahasiswa UIN RaFa Palembang, menyampaikan bahwa penggunaan angkutan feeder sebagai moda pengumpan menuju LRT lebih efektif baginya karena dapat menghemat biaya. “Setiap kali saya naik LRT, saya menggunakan angkutan feeder dari koridor Kamboja menuju Stasiun LRT Palembang Icon (PI). Setelah itu, saya turun di Asrama Haji dan naik angkutan feeder lagi dari Koridor Sako karena jalurnya dekat dengan rumah,” katanya.

Namun, Rendi, seorang mahasiswa Tridinanti yang menjadi pengguna LRT, mengungkapkan bahwa ia tidak pernah menggunakan angkutan feeder sebagai transportasi ke stasiun LRT. “Saya selama ini selalu diantar jemput saat naik LRT, meskipun ada angkutan feeder yang berjalan ke kampus dan rumah. Karena sudah nyaman dengan diantar jemput,” ungkapnya. (**)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode