Harga Beras di Buana Pemaca Tembus Rp 14 Ribu

Sumsel Independen – Musim Kemarau yang berkepanjangan telah memberikan dampak serius pada pertanian di wilayah Kecamatan Buana Pemaca, Kabupaten OKU Selatan. Lahan pertanian Persawahan padi tadah hujan mengalami kekeringan yang mengancam hasil panen petani dan menghambat bercocok tanam.

Kekeringan yang melanda lahan pertanian ini telah mengakibatkan petani yang telah menanam padi di sawah mereka tidak dapat melanjutkan proses pertumbuhan tanaman akibat ketersediaan air yang sangat minim.

Baca Juga

Kantor Posko Damkar OKU Selatan Diduga Angker, Personil Rasakan Kehadiran Mahluk Halus

1 minggu lalu

Pererat Silaturahmi, Bupati OKU Selatan Popo Ali Gelar Acara Buka Bersama

1 bulan lalu

Namun, dampak Kemarau tak hanya terasa di sawah. Harga bahan pokok utama, yaitu beras, juga melonjak tajam. Di wilayah Kecamatan Buana Pemaca, Harga Beras saat ini telah mencapai angka di atas Rp 13 ribu per kilogram, bahkan mencapai Rp 14 ribu di tingkat pengecer dan warung-warung.

Masyarakat setempat mulai merasakan beban Ekonomi yang semakin berat. Udin dan Saroh, dua warga Kecamatan Buana Pemaca, mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap situasi ini.

“Musim Kemarau membuat kehidupan kami sebagai masyarakat kecil semakin sulit. Tanaman jagung di kebun kami gagal panen akibat kekurangan air karena hujan tidak turun cukup lama. Selain itu, Harga Beras di warung juga meroket hingga mencapai Rp 14 ribu per kilogramnya. Biasanya, saat musim panen, kami dapat membelinya hanya seharga Rp 10 ribu atau bahkan lebih murah,” ujar Udin dan Saroh.

Baca Juga

Pererat Silahturahmi, PT PIT Gelar Buka Puasa Bersama Mitra Kerja

4 minggu lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di Desa Damarpura Saat H+2 Lebaran

2 minggu lalu

Dadang, seorang penjual beras di Kecamatan Buana Pemaca, membenarkan kenaikan Harga Beras yang signifikan ini. “Harga Beras per kilogram saat ini sudah melewati angka Rp 13 ribu,” ungkapnya.

Dikatakan oleh Dadang bahwa kenaikan Harga Beras ini tidak hanya dipengaruhi oleh musim Kemarau, tetapi juga oleh fakta bahwa para petani belum dapat melanjutkan bercocok tanam padi akibat kekeringan yang melanda lahan Persawahan.

Situasi ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat di Kecamatan Buana Pemaca, yang berharap ada solusi untuk mengatasi dampak dari musim Kemarau yang berkepanjangan ini. (DK)