Griya Literasi

Kriminalitas di Palembang Tinggi, 1000 Kasus Lebih Jadi PR Polrestabes Palembang

Kamis, 4 Jan 2024 19:39 4 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen — Polrestabes Palembang mengungkapkan sebanyak 4.364 kasus kriminal terjadi di Kota Palembang. Jika dirata-ratakan sebanyak 12 Kasus Kriminal terjadi setiap harinya atau setara persetengah jam tindak kriminal mengintai.

Dr. Muhamad Sadi Is, SHI., MH, seorang akademisi dari UIN Raden Fatah, menyoroti tingginya tingkat kriminilitas di Palembang dibandingkan dengan kota lain. Ia juga menunjukkan bahwa rasio polisi dengan jumlah penduduk dapat menjadi faktor penentu.

“Undang-undang yang baik saja tidak cukup. Untuk mencegah tindak kejahatan, aparat kepolisian perlu mencari cara baru, melakukan terobosan-terobosan, dan melibatkan aktif peran masyarakat. Sayangnya, masyarakat yang kurang peduli seringkali tidak melaporkan tindakan kriminal yang mereka saksikan,” ungkap Dr. Muhamad Sadi Is.

Dalam keterangannya, ia menyoroti tanggung jawab yang harus diemban oleh berbagai pihak. Polisi perlu meningkatkan tugas pengawasan, pemerintah harus aktif dalam menciptakan kebijakan preventif, dan masyarakat sendiri perlu terlibat aktif dalam menjaga keamanan lingkungan mereka.

“Sosial dan budaya juga memainkan peran penting dalam dinamika kriminalitas. Kesadaran masyarakat, pendidikan, dan faktor ekonomi berkaitan erat dengan tingkat kejahatan. Sebagai contoh, ketika harga komoditas seperti sawit atau hasil perkebunan merosot, kriminalitas cenderung menurun. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan aspek ekonomi dalam upaya menciptakan rasa aman di masyarakat,” tambahnya.

Dalam menghadapi tantangan ini, Dr. Muhamad Sadi Is menegaskan bahwa keterlibatan semua pihak dan koordinasi yang baik antarlembaga dapat menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif.

Lebih 1.000 Kasus Jadi PR Polrestabes Palembang

Menurut Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono bahwa dari total 4.364 kasus dengan penyelesaian tindak pidana 3.385 kasus kini Polrestabes Palembang memiliki hutang kurang lebih 1.000 kasus yang belum diselesaikan pada Tahun 2023.

“Tentunya ini menjadi PR kamu untuk segera diselesaikan pada Tahun 2024 ini, sedangkan kriminalitas yang mendominasi di Kota Palembang masih seputaran kasus 3 C (Curat, Curas, Curanmor,” jelas Kapolrestabes Palembang kepada awak media di Gedung Narkoba dalam giat rilis akhir tahun, Minggu (31/12/2023) sore.

Lanjutnya, untuk pencurian dengan pemberatan (curat) merupakan tindak pidana pencurian seseorang masuk kedalam pekarangan rumah orang atau masyarakat ini merupakan masuk kategori tindak pidana curat. “Ada sebanyak 352 kasus dan penyelesaian tindak pidana nya sebanyak 484 kasus, artinya tahun 2023 ini kami berhasil menuntaskan 100 persen kasus curat dengan sisanya pada Tahun 2022 lalu,” ungkapnya.

Sambung Harryo, memang di Tahun 2023 ini masih menyelesaikan PR yang belum dituntaskan. Sedangkan untuk kasus Curanmor (pencurian kendaraan bermotor), ada 327 kasus yang disebabkan diantaranya kelalaian masyarakat, dan pelaku pencurian menyasar di parkir pusat perbelanjaan maupun di perumahan.

“Kasus sebanyak 327 dengan penyelesaian 145, jadi kami menyisakan hutang untuk kasus pengungkapan curanmor. Dan untuk Curas ada sebanyak 141 kasus dengan penyelesaian tindak pidananya 143 kasus ini juga upaya penyelesaian pada tahun 2022 namun kami masih menyisakan 1000 kasus yang tadi, jadi dengan kisaran rata – rata 101 persen,” katanya.

Harryo menambahkan, untuk kasus tindak pidana lain berupa Anirat, Narkoba, pembunuhan, penipuan dan penggelapan, perkosaan, perjudian, pengeroyokan, kdrt, pengrusakan, dan lainnya.

“Terkait tidak pidana yang menjadi perhatian kita 3 C, tentunya dengan menyisakan PR yang padat kita akan tetap melakukan anatomi crime yang mana merupakan bagian utama kita guna mengantisipasi kegiatan pencegahannya,” tuturnya.

Masih kata Harryo, anatomi crime meliputi waktunya, tempat kejadian, modus operandi. “Sehingga kami bisa mengimbanginya dengan melakukan tindakan pencegahan melalui kegiatan patroli maupun kegiatan yang bersifat preventif yang diemban bimas maupun intelijen. Fungsinya pencegahan tentunya dengan mengedepankan fungsi Sabhara dan Sat Lantas, sehingga dengan kehadiran keduanya di lapangan melakukan patroli diharapkan bisa menurunkan, mencegah tindak pidana 3 C,” ujarnya.

Dengan melihat beberapa tindak pidana yang terjadi dengan prioritas utama Polrestabes Palembang yakni di Polsek Sukarami, Polsek Ilir Timur (IT) I, Polsek Sako dimana sesuai dengan anatomi crime cukup banyak.

“Karena dari tiga Polsek tersebut memiliki rangking tertinggi meliputi yuridiksi adalah dua Kecamatan namun kehadiran kami masih satu kesatuan yakni Polsek, ini yang menjadi lintas kami ke depan dengan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah maupun stakeholder yang ada dengan perbantuan kepada Kepolisian yang saat ini berjumlah 1.833 personel berharap dapat mengimbangi jumlah penduduk Kota Palembang sekitar 1,8 juta jiwa,” ucapnya.

Lanjut Kapolrestabes bahwa dengan rasio tidak seimbang ini namun tentunya Kepolisian tetap tidak akan lengah, kendor, dan selalu mencari bantuan stakeholder yang lain. “Sehingga keberadaan Polisi sebagai pelayanan kepada masyarakat, pemeliharaan keamanan dan ketertiban tetap bisa eksis setiap harinya,” tutupnya. (WO)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode