Griya Literasi

Kualitas Udara Palembang Memburuk Akibat Karhutla, Gubernur Sumsel Kecam Pembakaran Lahan

Rabu, 6 Sep 2023 10:27 2 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI) telah meresahkan masyarakat Palembang. Kualitas udara di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan ini semakin buruk, dan Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, angkat bicara mengenai isu ini.

“Berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), kondisi udara di Palembang mulai buruk akibat dampak kabut asap Karhutla di OKI dan OI,” kata Gubernur Herman Deru dalam pernyataannya pada Rabu (6/9/2023).

Gubernur Deru pun mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menggunakan pembakaran sebagai metode membuka lahan, mengingat tingginya jumlah kasus Karhutla dalam beberapa minggu terakhir. “Jadi, harapan saya, jangan lagi ada yang membuka lahan dengan membakar. Bahkan bagi yang tidak sengaja, tolong berhati-hati,” ungkapnya dengan tegas.

Selain itu, Gubernur Deru juga menyebut bahwa pemerintah telah melakukan berbagai kajian untuk mengubah status siaga menjadi tanggap sebagai solusi penanganan Karhutla yang lebih optimal. “Langkah ini merupakan konsekuensi dari fenomena El Nino yang tengah berlangsung di tengah musim kemarau,” jelasnya.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis, turut mengingatkan akan dampak parah kekeringan yang diakibatkan oleh kemarau panjang di Ogan Komering Ilir (OKI). Salah satu dampak utamanya adalah meningkatnya jumlah hotspot (titik panas) dan fire spot (titik api) yang terjadi di Sumatra Selatan (Sumsel).

“Di kabupaten OKI, hari tanpa hujan (HTH) hampir mencapai 50 hari, karena memang di sana sudah tidak lagi terjadi hujan,” ungkap Wandayantolis.

Wandayantolis juga menambahkan bahwa peringatan mengenai kekeringan ini telah disampaikannya kepada seluruh pihak terkait di Sumsel sejak 21 Agustus hingga 1 September lalu. Kondisi kekeringan ini dikhawatirkan akan berdampak luas, tidak hanya pada kebakaran lahan, tetapi juga potensi bencana kabut asap yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

“Kekeringan ini memiliki dampak potensial terhadap Karhutla. Berdasarkan laporan yang kami terima, satuan tugas (satgas) sudah mulai mengalami kesulitan karena meluasnya lahan-lahan yang terindikasi sebagai hotspot,” tambahnya. (RN)

Laporan: RN
Editor: Pram

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode