Sumsel Independen – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lahat, lakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar PTM Serelo Lahat, untuk memastikan harga Kebutuhan Pokok seperti Cabai, Bawang dan lainya tidak melambung. Terlebih, menyambut Bulan Suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2024.
“Ya hari ini bersama TPID kita mantau harga. Jangan sampai harga harga melambung diluar batas, ” sampai Kepala Dinas TPHP Lahat, Eti Listina SP MM.
Menurutnya dari hasil meninjau di Pasar harga masih stabil seperti harga Cabai, Bawang, telur dan beberapa kebutuhan lainya. ketersedian bahan untuk ibu rumah tangga tidak menemui kendala, bahkan cukup melimpah dan pasokan dari Jarai Area, Tanjung Sakti maupun Kota Agung bisa memenuhi kebutuhan.
“Untuk stok persediaan seperti cabe besar merah keriting, Bawang merah dan putih pada tingkatan pasar cukup stabil, guna memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari,” sampainya. Bahkan, harga jual justru stabil dan ada juga mengalami penurunan, terlebih lagi pasca pemilihan umum (Pemilu) 2024.
“Sebelumnya untuk cabe menyentuh Rp 100.000 perkilogramnya, kini turun menjadi Rp 80.000 perkilonya. Begitu pula dengan Bawang Merah dan Putih relatif bertahan,” Ungkapnya.
Selain untuk mengantisipasi adanya ‘pemain’ kehadiran TPID juga memberikan himbauan agar pedagang dan suplayer tidak semena mena dalam menaikkan harga dengan memanfaatkan momen puasa dan lebaran yang kerap terjadinya lonjakan pembeli.
“Jika ditemukan ada yang menaikkan harga tentu akan ada tindakan. Tak hanya itu, untuk menekan menaikkan harga TPID juga akan menggelar operasi pasar,” sampainya.
Terkait stok kebutuhan bahan pokok sendiri dikatakan Eti, sejauh ini masih aman. Tingkat data beli warga juga masih stabil. Namun, dikatakan Eti Lonjakan pembeli akan terjadi jelang puasa ramadan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Lahat, Yunisa Rahman SIP MM membenarkan, bahwasanya hasil Sidak yang dilakukan ditingkat pedagang, untuk harga sembako, sayur mayur dan buah-buahan tidak ada masalah. Rata-rata stabil walaupun naik tidak terlampau besar.
Jangan sampai, daya beli konsumen lesu dan ini dapat mempengaruhi pergerakan laju Inflasi. Barang banyak tapi tidak dibarengi kestabilan harga jualnya, ujung-ujungnya pedagang rugi akibat rendahnya tingkat transaksi pembelian,” terangnya. (via)
<
Tidak ada komentar