Griya Literasi

SMB IV Ajak Masyarakat dan Pemerintah Bangkitkan Lagi Nilai-Nilai Kemelayuan di Sumsel

Senin, 24 Okt 2022 19:47 5 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengaku prihatin dengan mulai tergerusnya nilai-nilai kemelayuan di Sumatera Selatan (Sumsel) termasuk di Palembang.

“ Kita harus membangkitkan lagi nilai-nilai yang ada di Sumatera Selatan yang memiliki nilai kemelayuan  yang harus dikembangkan dan dibesarkan karena   banyak sekali nilai-nilai melayu saat ini  yang sudah mulai tergerus  mulai dari cara berpakaian, cara bicara , tata krama, jadi banyak sekali  nilai –nilai kemelayuan yang harus dihidupkan,” kata SMB IV  usai pembukaan Festival Budaya Melayu 2022, di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Senin (24/10).

Menurutnya dengan politik identitas ini  maka justru akan memperkuat karakter generasi penerus di Sumsel.
Untuk itu untuk memperkuat nilai-nilai  kemelayuan ini menurut pria yang berprofesi sebagai notaris dan PPAT ini maka pemerintah bersama-sama dengan masyarakat harus menghidupkan kembali nilai –nilai kemelayuan tersebut.

“Harus bersama-sama sinergi karena tidak hanya peran pemerintah  saja tapi masyarakat harus ikut mensukseskannya,” katanya.

Selain itu , pihaknya mengapresiasi inisiatip Pemprov Sumsel dalam menggelar kegiatan Festival Budaya Melayu 2022 ,walaupun tahun kemarin sempat ditunda pelaksanaannya lantaran Pandemi Covid-19 dan kini mulai di hidupkan kembali.

Sedangkan Gubernur Sumsel H Herman Deru menyarankan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, terbitkan buku tentang sejarah adat melayu khas Sumsel agar lebih dikenal masyarakat khususnya pada kaum milenial.

Dikatakan Deru, memaknai budaya melayu harus satu frekuensi dengan perkembangan zaman yang ada saat ini. Kendati begitu warisan budaya leluhur harus dipertahankan. Terlebih, Sumsel dikenal sebagai dunia peradaban bangsa melayu.

“Bukan hanya atribut yang dipertahankan. Tapi nilai yang terkandung di dalamnya harus bisa diperjuangkan,” kata  Deru
Lanjutnya, festival ini bisa dijadikan untuk menggali potensi budaya melayu yang belum banyak terekspose.

Selain itu, penemuan sejarah yang ditemukan di Provinsi Sumsel dapat dijadikan sebagai petunjuk agar dapat meyakinkan bahwa, Bumi Sriwijaya memang menjadi tempat awal mula budaya melayu tercipta.

“Kita harus bisa kembangkan dan petahankan budaya melayu khas Sumsel agar tak lekang oleh zaman,” imbuh Deru.
Lanjut Deru, jika di Sumsel tak ada yang dapat mempertahankan adat dan budaya asli maka akan banyak kerugian yang didapat khususnya masyarakat. Untuk itu, Deru menegaskan, boleh jadi manusia modern tapi tidak meninggal khazanah kebudayaan asli.

“Jika budaya ini kita tinggalkan dampaknya sangat besar bagi masyarakat,” kata Deru.
Untuk mempertahankan dan mengenalkan budaya melayu, Deru menyarankan Disbudpar Sumsel untuk m buku menerbitkan buku atau hal semacam lainnya tentang sejarah adat melayu khas Sumsel, guna masyarakat lebih mengenal khususnya kaum milenial.

“Bisa kita masifkan dengan membuat buku atau lainnya untuk mengenalkan sejarah melayu di Sumsel,” katanya.

Festival Budaya Melayu 2022 juga dimeriahkan dengan  penampilan lagu-lagu dan kesenian daerah/melayu, talk show :” Seni Tradisi Melayu Kini dan Nanti “ dengan narasumber Mirza Indah Dewi, Spd , Misral M, Sn, Robby Sunata. (Ali/*)

Sumsel Independen – Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengaku prihatin dengan mulai tergerusnya nilai-nilai kemelayuan di Sumatera Selatan (Sumsel) termasuk di Palembang.

“ Kita harus membangkitkan lagi nilai-nilai yang ada di Sumatera Selatan yang memiliki nilai kemelayuan  yang harus dikembangkan dan dibesarkan karena   banyak sekali nilai-nilai melayu saat ini  yang sudah mulai tergerus  mulai dari cara berpakaian, cara bicara , tata krama, jadi banyak sekali  nilai –nilai kemelayuan yang harus dihidupkan,” kata SMB IV  usai pembukaan Festival Budaya Melayu 2022, di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Senin (24/10).

Menurutnya dengan politik identitas ini  maka justru akan memperkuat karakter generasi penerus di Sumsel.
Untuk itu untuk memperkuat nilai-nilai  kemelayuan ini menurut pria yang berprofesi sebagai notaris dan PPAT ini maka pemerintah bersama-sama dengan masyarakat harus menghidupkan kembali nilai –nilai kemelayuan tersebut.

“Harus bersama-sama sinergi karena tidak hanya peran pemerintah  saja tapi masyarakat harus ikut mensukseskannya,” katanya.

Selain itu , pihaknya mengapresiasi inisiatip Pemprov Sumsel dalam menggelar kegiatan Festival Budaya Melayu 2022 ,walaupun tahun kemarin sempat ditunda pelaksanaannya lantaran Pandemi Covid-19 dan kini mulai di hidupkan kembali.

Sedangkan Gubernur Sumsel H Herman Deru menyarankan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, terbitkan buku tentang sejarah adat melayu khas Sumsel agar lebih dikenal masyarakat khususnya pada kaum milenial.

Dikatakan Deru, memaknai budaya melayu harus satu frekuensi dengan perkembangan zaman yang ada saat ini. Kendati begitu warisan budaya leluhur harus dipertahankan. Terlebih, Sumsel dikenal sebagai dunia peradaban bangsa melayu.

“Bukan hanya atribut yang dipertahankan. Tapi nilai yang terkandung di dalamnya harus bisa diperjuangkan,” kata  Deru
Lanjutnya, festival ini bisa dijadikan untuk menggali potensi budaya melayu yang belum banyak terekspose.

Selain itu, penemuan sejarah yang ditemukan di Provinsi Sumsel dapat dijadikan sebagai petunjuk agar dapat meyakinkan bahwa, Bumi Sriwijaya memang menjadi tempat awal mula budaya melayu tercipta.

“Kita harus bisa kembangkan dan petahankan budaya melayu khas Sumsel agar tak lekang oleh zaman,” imbuh Deru.
Lanjut Deru, jika di Sumsel tak ada yang dapat mempertahankan adat dan budaya asli maka akan banyak kerugian yang didapat khususnya masyarakat. Untuk itu, Deru menegaskan, boleh jadi manusia modern tapi tidak meninggal khazanah kebudayaan asli.

“Jika budaya ini kita tinggalkan dampaknya sangat besar bagi masyarakat,” kata Deru.
Untuk mempertahankan dan mengenalkan budaya melayu, Deru menyarankan Disbudpar Sumsel untuk m buku menerbitkan buku atau hal semacam lainnya tentang sejarah adat melayu khas Sumsel, guna masyarakat lebih mengenal khususnya kaum milenial.

“Bisa kita masifkan dengan membuat buku atau lainnya untuk mengenalkan sejarah melayu di Sumsel,” katanya.

Festival Budaya Melayu 2022 juga dimeriahkan dengan  penampilan lagu-lagu dan kesenian daerah/melayu, talk show :” Seni Tradisi Melayu Kini dan Nanti “ dengan narasumber Mirza Indah Dewi, Spd , Misral M, Sn, Robby Sunata. (Ali/*)

Cak_In

Cak_In

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode