HUT RI ke-78, Emak-Emak Perumahan GS Sumsel Sejahtera Demo Minta Tetap Jadi Warga Palembang

Sumsel Independen — Seiring dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-78, suasana di Kota Palembang seharusnya penuh dengan semangat patriotik dan kebersamaan dalam merayakan kemerdekaan. Namun, suasana di perumahan GS Sumsel Sejahtera yang berlokasi di Jalan H Alex Noerdin, Kecamatan Rambutan Banyuasin, justru berbeda. Puluhan emak-emak dari perumahan tersebut melakukan aksi unjuk rasa pada Kamis (17/8/2023).

Dengan mengibarkan spanduk bertuliskan “Berkibar di Palembang, Hati Tetap Merdeka”, aksi protes ini merupakan bentuk penolakan terhadap perubahan status administratif yang diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 134 tahun 2022. Dalam aksi tersebut, emak-emak ini menyampaikan aspirasi mereka di depan Masjid Baitul Rahmat, dengan menggunakan atribut 17-an dan mengenakan pakaian merah putih sebagai simbol semangat kemerdekaan.

Baca Juga

Bupati Muba Sudah Dua Kali Terjerat Kasus Korupsi, Ikatan Mahasiswa Muba Serukan Cari Calon Bupati Jujur

1 minggu lalu

Menurut Ketua RT 67, Nasrul, “Kami menyarankan kepada pemerintah di Baitussalam Perumahan GS Sejahtera atas nama warga belum merasakan kemerdekaan.” Ia menjelaskan bahwa terbitnya Permendagri No 134 tahun 2022 yang mengatur tentang batas antara Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang telah memberikan dampak merugikan bagi mereka.

“Kami tetap berharap menjadi bagian dari warga Palembang. Efek dari peraturan ini, sekolah-sekolah seperti MTS, MAN 1, dan TK Islam yang berada di wilayah ini terbagi menjadi dua,” ungkap Nasrul.

Aksi unjuk rasa ini didasari oleh keyakinan bahwa peraturan tersebut bertentangan dengan hukum yang ada dan juga menabrak kepentingan warga. Emak-emak ini dengan tegas menyatakan tekad mereka untuk tetap bertahan sebagai warga Kota Palembang.

Baca Juga

Bupati Muba Sudah Dua Kali Terjerat Kasus Korupsi, Ikatan Mahasiswa Muba Serukan Cari Calon Bupati Jujur

1 minggu lalu

“Peraturan tersebut sangat bertentangan dan merongrong peraturan yang telah berlaku. Kami, sebagai warga, dengan tegas menyatakan tekad kami untuk tetap berada di Kota Palembang, tak peduli apa pun yang terjadi,” tutup Nasrul. (hw)