Griya Literasi

Keren!! Guru Honorer Ini Mampu Hasilkan Banyak Uang Hanya dari Jahe, Kunyit dan Temulawak

Selasa, 26 Sep 2023 20:27 2 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Meski dibalik kesibukannya sebagai guru honorer di SD Negeri 19 Prabumulih, Dwi Hartati tetap menyempatkan waktunya berwirausaha dalam pengelolahan minuman jahe.

Tidak hanya jahe, warga Wonosari Kecamatan Prabumulih Utara itu juga menyediakan minuman olahan lainya, seperti kunyit dan temulawak untuk dikonsumsi masyarakat guna menyehatkan tubuh.

“Awalnya kita coba-coba belajar untuk usaha ini, tapi ternyata bisa bahkan cukup banyak diminati oleh orang-orang,” kata Dwi kepada wartawan, Selasa (26/09).

Dikatakan Dwi, bermula dari bahan olahan jahe, dirinya pun mencoba mengolah bahan olahan kunyit serta temulawak menjadi menjadi ekstrak minuman tradisional sebagai konsumsi untuk kesehatan tubuh.

“Ketika kita mencoba lagi dengan kunyit dan temulawak, ternyata banyak juga peminatnya walaupun tidak sebanyak jahe. Produk kita ini ekstrak jahe, baik jahe putih ataupun jahe merah, kemudian ekstrak kunyit dan temulawak,” tuturnya.

Untuk minat konsumen sendiri, Dwi menjelaskan bahwa saat ini para konsumen lebih banyak menyukai jahe merah daripada jahe putih.

“Untuk bahan olahan ekstrak jahe sendiri kita menggunakan gula pasir, kayu manis, serai dan cengkeh. Kalau untuk temulawak juga bahan olahannya sama seperti jahe,” jelasnya.

“Namun untuk olahan kunyit, ada bahan tambahan lainnya yakni kita pakai asam,” tambahnya.

Dirinya juga mengungkapkan, bahwa usaha yang dimulai sejak tahun 2017 tersebut dilakukan hanya secara manual, tanpa kecanggihan alat atau teknologi apapun.

“Sejak pertama di tahun 2017, kita mengelolahnya dengan cara diparut dan diperas. Tapi saat ini kita sudah menggunakan alat yang memang sudah bisa memisahkan antara sari dan ampasnya,” ungkap Dwi.

Terkait pemasaran produknya, Dwi mengaku bahwa saat ini telah memiliki Reseller untuk pemasaran di dalam kota (wilayah kota Prabumulih).

Namun, lanjut Dwi, tak jarang juga konsumen yang sengaja mengubungi untuk memesan dan dikirimkan ke luar kota.

“Kebanyakan yang memang pernah mampir dan mencoba sendiri olahan kita,” ucapnya.

Luar biasanya lagi, guru honorer itu juga mengaku bahwa penjualan ekstrak jahe, kunyit dan temulawak itu sendiri bahkan bisa mencapai 10 kilogram atau dengan omzet 1 juta lebih perbulannya.

“Itu kalau sepi nya, tapi kalau sedang ramai pembeli bisa hingga 5 jutaan perbulannya. Yang paling besar yakni saat Pandemi Covid dulu, bisa sampai 9 jutaan dengan 100 kiloan perbulannya,” ujarnya.

Dwi berharap, dengan usaha yang dilakukannya tersebut, kedepan dirinya bersama suami mampu memiliki rumah produksi sendiri yang terpisah langsung dengan dapur rumah tangganya.

“Karena seharusnya kalau kita punya usaha itu terpisah, tetapi kalau sekarang kita gabung dengan dapur rumah tangga. Semoga saja kedapan kita bisa punya rumah produksi sendiri,” tutupnya. (Cepy)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode