Sumsel Independen – Tiga tahun terakhir, Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat, terus menggenjot pertumbuhan komoditi pinang di sejumlah wilayah di Kabupaten Lahat. Mengingat, pinang atau Areca Catechu yang tumbuh mencapai setinggi 20 meter ini, merupakan tanaman yang miliki banyak manfaat.
Untuk di Kabupaten Lahat sendiri, awalnya pinang tidak terlalu diminati petani di Kabupaten Lahat. Petani lebih tertarik untuk menanam sawit, karet dan kopi. Namun setelah buah pinang masuk pasar ekspor ke India, Pakistan, Cina untuk dijadikan obat-obatan dan produk kecantikan, pinang jadi tanaman primadona di Lahat. Terbukti saat ini sudah banyak petani yang beralih menanam pinang.
Catatan Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat, data Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kopi Rakyat di Kabupaten Lahat, Angka Tetap (ATAP) Tahun 2022, total luasan kebun pinang di Lahat diantaranya 98 hektar belum menghasilkan dan 26 hektar sudah menghasilkan. Dengan total 493 Kepala Keluarga yang berkebun dan menghasilkan 64 Ton produksi pertahun.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat, Vivi Anggraini SSTP MSi, didampingi Kabid Produksi, Okta Dinjaya mengatakan, geliat perkebunan pinang baru terasa tiga tahun terakhir. Untuk mendorong petani berkebun pinang, sejumlah bantuan bibit pinang sudah diserahkan ke petani.
“Komoditi Pinang saat ini dinilai cukup menghasilkan, setelah lima tahun masa tanam, karena buah pinang bisa disimpan,” kata Vivi, Rabu (12/7/2023).
Vivi menerangkan, Kecamatan Kikim Selatan jadi daerah penghasil pinang terbesar di Lahat saat ini. Ada 4 hektar belum menghasilkan, 3 hektar sudah menghasilkan, dengan hasil 9 Ton produksi pertahun, dimiliki oleh 15 Kepala Keluarga yang berkebun.
“Ada petani mandiri dan swadaya. Tahun ini baru ada bantuan dari bibit pinang pemerintah. Sat ini sudah banyak pengepul yang mau ambil, untuk diekspor,” terang Vivi. (via)
<
Tidak ada komentar