Sumsel Independen — Merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan) telah menimbulkan keprihatinan bagi masyarakat, terutama para orang tua. Dalam sepekan terakhir, jumlah kasus DBD, terutama yang menyerang anak-anak dan balita, meningkat drastis, mengakibatkan banyak dari mereka harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua, OKU Selatan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh wartawan dari berbagai sumber, tercatat sejumlah anak sedang menjalani perawatan di RSUD Muaradua karena terserang virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
“Dari beberapa hari ini, kami melihat cukup banyak anak-anak yang dirawat di RSUD Muaradua karena menderita DBD. Tentu saja, ini membuat kami sebagai orang tua merasa sangat cemas dan khawatir,” ungkap Hanif, salah seorang warga Desa Sukajaya, Kecamatan Buay Rawan, Senin (31/07/2023).
Kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan serius di kalangan masyarakat. Warga yang tinggal di Desa Sukajaya, salah satu wilayah yang paling terdampak, berharap pihak-pihak terkait segera mengambil langkah pencegahan yang tepat. Salah satu upaya yang diharapkan adalah pelaksanaan fogging di daerah tersebut.
Fogging, kegiatan penyemprotan insektisida yang biasanya dilakukan oleh pemerintah setempat, dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes Aegypti. Hal ini diharapkan dapat mengurangi risiko penularan DBD di wilayah tersebut.
Hanif menekankan pentingnya fogging di Desa Sukajaya. Ia berharap agar Pemerintah Desa dan Dinas Kesehatan segera merespons kekhawatiran masyarakat dengan menggelar kegiatan fogging di wilayahnya.
“Jika bisa, untuk di Desa Sukajaya juga dilakukan kegiatan fogging karena di sini termasuk banyak nyamuk. Tujuannya tentu untuk mengantisipasi penyebaran DBD di desa ini,” ujarnya dengan penuh harap.
Tidak hanya Hanif, Yono, seorang warga lainnya, juga berharap hal serupa. Ia mendukung upaya fogging sebagai langkah pencegahan yang lebih baik daripada harus mengobati pasien DBD di kemudian hari.
“Lebih baik kita mencegah daripada mengobati, bukan? Saya mendengar telah cukup banyak anak yang dirawat di RSUD Muaradua akibat serangan nyamuk DBD ini,” tegas Yono.
Dalam situasi seperti ini, kerjasama antara masyarakat, pemerintah daerah, dan dinas kesehatan sangat penting untuk mengatasi penyebaran DBD. Selain fogging, kampanye penyuluhan tentang pencegahan DBD juga harus ditingkatkan agar masyarakat lebih sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes Aegypti. (DK)
<
Tidak ada komentar