Griya Literasi

Bak Psikopat, Dua Peran Sekaligus Dijalankan Pelaku Penganiayaan Pelajar Kota Lahat

Minggu, 10 Mar 2024 16:15 4 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen – Bak seorang psikopat, Dedi Irawansyah alias Dedong (30), warga Jalan Sosial Gunung Gajah Kelurahan Gunung Gajah, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat jalankan dua perang sekaligus. Bagaimana tidak, untuk menutupi kejahatan penganiayaan yang telah dilakukannya kepada AG (14) seorang pelajar SMP Kota Lahat, Dedi bertindak sebagai Pelaku sekaligus Pelapor dengan mengarang cerita atas peristiwa tersebut.

AG merupakan siswa SMP Negeri 6 Lahat dan Santri Pondok Pesantren Islamic Center Lahat kelas IX, warga Desa Banu Ayu, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat.

Kapolres Lahat, AKBP God Parlasro S Sinaga SH SIK MH melalui Kasubsi Penmas Humas Polres Lahat, Aiptu Lispono SH menerangkan kejadian yang menimpa korban bermula saat korban sedang nongkrong di pangkalan ojek di Kawasan Sri nanti, Kelurahan RD PJKA Lahat, Jumat (23/3/2024). Tak jauh dari lokasi, pelaku sedang makan. Menurut keterangan pelaku, korban tampak menatap (Melototi) pelaku.

“Pelaku ini kemudian merasa tersinggung dengan korban. Pelaku kemudian menendang dia kali di bagian kepala korban sehingga menyebabkan korban pingsan atau tidak sadarkan diri, ” Sampainya, Minggu (10/3/2024).

Korban mengalami luka pada bagian kepala, mata lebam sebelah kiri. Melihat kondisi yang dialami korban, pelaku kemudian panik dan membawa korban ke RSUD Lahat. Tak hanya menganiaya korban, pelaku juga mengancam teman korban yang saat kejadian berada di lokasi agar tidak mengungkap kejadian tersebut. Sementara, untuk menutupi kejahatannya, pasca membawa korban ke rumah sakit, pelaku mengarang cerita seolah olah korban merupakan korban kecelakaan.

Setelah mendapat keterangan korban dan saksi, pihak keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut. Hingga pada Kamis (7/3/2024) sekira pukul 13.30 WIB, Kanit Reskrim Polsekta Lahat IPDA Zulkarnaen, S.H. bersama Anggota Unit Reskrim Polsekta mendapat informasi keberadaan pelaku di Gang Cempaka Kelurahan, Talang Jawa Utara, Lahat dan melakukan penangkapan terhadap pelaku.

“Pelaku berhasil kita amankan tanpa perlawan. Pelaku bersembunyi, ” Sampainya.

Sementara, Kepala SMPN 6 Lahat Rahmi Parianti SPd membenarkan akan pemberitaan penganiayaan yang dialami salah seorang siswanya. Dirinya mengakui terkejut akan pemberitaan yang beredar bahwa salah satu siswanya alami penganiayaan. Sebab, saat hari kejadian Jumat (23/2/2024) lalu, pihaknya mendapatkan informasi bahwa AG merupakan korban kecelakaan lalu lintas.

Rahmi menceritakan, awalnya pihak sekolah mendapat laporan langsung dari seorang laki-laki tidak dikenal hari Jum’at (23/2/2024) lalu, sekitar pukul 13.00 WIB. Sedangkan, jadwal pulang sekolah SMP Negeri 6 Lahat pada Jum’at yakni pukul 11.30 WIB. Informasi diterima, bahwa ada siswa SMP Negeri 6 Lahat yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas yang ditemukan tergeletak di pinggir jalan Kecamatan Pagar Agung dan sudah di bawak ke UGD Rumah Sakit Umum Daerah Lahat.

Lalu untuk memastikan laporan tersebut, pihak sekolah bergegas menuju ke rumah sakit dan mendapati kebenaran laporan tersebut, yang menyatakan ada siswanya yang mendapatkan perawatan dan dalam kondisi tidak sadarkan diri, serta masih menggunakan seragam khas sekolah batik hijau.

Kemudian, Selasa 27 Februari 2024 pihak sekolah kembali mau menjenguk korban ke rumah sakit yang ternyata sudah dibawa pulang pihak keluarga.

“Kami juga terkejut, setelah beberapa hari kejadian tersebut dan menurut pemberitaan di media sosial yang mengatakan jika AG bukan korban kecelakaan lalu lintas tapi korban penganiayaan oleh seorang pria dewasa,” ujar Rahmi, Minggu (10/3/2024).

Dikatakan Rahmi, orangtua korban sempat datang ke sekolah menyampaikan kronologi kejadian. Orang tua AG mengatakan, bahwa setelah pulang sekolah korban minta izin kepada pihak pondok untuk pulang ke Kikim. Setelah itu korban menunggu kendaraan di dekat sebuah rumah kontrakan, yang pada saat itu bertemu dengan pelaku penganiayaan.

Pada pertemuan itu terjadi penyebab yang menjadi pemicu perbuatan penganiayaan, pelaku berkata kepada korban bahwa dia luat (bahasa daerah Lahat, artinya tidak suka) kepada korban. Seketika korban menanggapinya dengan senyuman. Karna merasa tidak terima dengan senyuman korban yang mungkin dianggap ejekan, maka pelaku mulai melakukan tindakan tidak terpuji tersebut yang diduga dilakukan di rumah kontrakan pelaku.

Setelah melakukan tindakan tercela tersebut pelaku menyeretnya ke pinggir jalan untuk membuat alibi bahwa korban adalah korban kecelakaan lalu lintas. Setelah mendapat penjelasan dari saksi tentang kejadian yang sebenarnya maka pihak keluarga melaporkan ke pihak kepolisian.

“Sementara itu korban dan saksi (teman korban) dibawa orangtua ke Kikim untuk melindungi mereka dari ancaman pelaku sampai ada kejelasan kasus ini. Setelah pihak kepolisian berhasil menangkap pelaku penganiayaan ini baru kami tahu bahwa pelaku dan pelapor kejadian adalah orang yang sama, layaknya seorang psikopat yang menutupi kejahatan yang telah dilakukan,” kelas Rahmi.

Rahmi menambahkan, karena AG merupakan siswa jenjang kelas atas (IX) yang akan menghadapi ujian sekolah. Dengan kejadian ini, maka pihak sekolah akan membantu memberi keringanan kepada AG saat pelaksanaan ujian. Mengingat kondisi AG yang dalam keadaan belum sehat. “AG dapat melakukan ujiannya secara daring saja,” ujar Rahmi. (via)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode