Sumsel Independen – Kondisi Pelabuhan Samudera Tanjung Ap-api (TAA) Banyuasin yang tak kunjung tuntas terus menjadi sorotan oleh banyak pihak, salah satunya yakni Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir.
Padahal, pelabuhan tersebut merupakan salah satu pelabuhan yang diprediksi akan menjadi pelabuhan samudera di Indonesia. Hal itu disampaikan Achmad Hafisz Tohir saat
menggelar sosialisasi QRIS sebagai inovasi digital sistem pembayaran Indonesia di Hotel Santika Premiere Palembang, Minggu (2/4).
Bahkan, Hafiz juga mengungkapkan sempat melakukan perjalanan dari Palembang menuju Daerah Tanjung Api-api dengan jarak 20 km ditempuh dengan waktu 1 jam.
“Bagaimana dengan kontener besar melewati jalan tersebut tentu memakan waktu cukup lama,” kata Achmad Hafisz Tohir.
Disamapaikannya, bahwa kendaraan tidak bisa melakukan perjalanan dengan cepat karena jalan menuju TAA masih belum memadai karena rusak dan sebagainya.
“Infrastruktur jalan akses utama saja belum memadai bagaimana dengan fasilitas lainnya, padahal TAA ini salah satu pengerak roda ekonomi kedepan dan akan menjadi pelabuhan samudera,” ujarnya.
Oleh karena itu ia meminta pihak terkait untuk memperbaiki jalan rusak tersebut padahal jalan tersebut jalan nasional.
Hafisz Tohir juga berharap kehadiran inovasi pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mampu memajukan UMKM di Indonesia. Hal itu sejalan dengan visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, bahwa akan terjadi inovasi layanan pembayaran digital berbasis QR Code.
“Nah, Bank Indonesia melihat hal ini sebagai sebuah manfaat untuk mendorong efisiensi ekonomi, mempercepat inklusivitas keuangan, dan memajukan UMKM,” ujar Hafisz saat memberikan sambutan dalam Sosialisasi QRIS kerja sama dengan Bank Indonesia di Palembang.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini menjelaskan sistem pembayaran saat ini terus berevolusi dengan tiga unsur penggerak, yaitu inovasi teknologi dan model bisnis, tradisi masyarakat, dan kebijakan otoritas pemerintah. Bahkan, dalam satu dekade terakhir, terjadi gelombang digitalisasi kehidupan yang mengubah secara drastis perilaku masyarakat.
“Sehingga, kehadiran uang elektronik berbasis chip maupun server based mengubah pola pembayaran yg menuntut serba mobile, cepat serta aman melalui platform antara lain web, mobile, Unstructured Supplementary Service Data (USSD) dan SIM Toolkit (STK),”tukasnya.
Tampak hadir Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel R. Erwin Soeriadimadja dan lainnya. (Ril)
<
Tidak ada komentar