Sumsel Independen — Seorang guru honorer di SD Negeri Sungai Naik, Sularno, merasa miris dengan tuntutan pidana yang dijatuhkan kepadanya dalam persidangan Pengadilan Negeri Lubuklinggau. Ia dijatuhi hukuman penjara selama satu tahun dan denda sebesar Rp 60 juta atau subsider 3 bulan kurungan, yang dianggap terlalu berlebihan oleh kuasa hukumnya.
M. Hidayat, kuasa hukum Sularno, mengungkapkan rasa terenyuhnya setelah mendengar tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap kliennya. Oleh karena itu, ia mengajukan amicus curiae untuk memberikan pendapat ahli terkait kronologi duduk perkara pada hari ini, Minggu (30/4/2023).
Dalam peristiwa yang terjadi pada tahun 2022, Sularno memerintahkan anak didiknya seperti biasanya untuk meningkatkan wawasan siswa-siswi dalam menyelesaikan PR atau hapalan sesuai dengan petunjuk dan kemampuan mereka. Namun, pada pertemuan selanjutnya di hari yang berbeda, Sularno meminta korban untuk maju dan mendengarkan hapalan PR yang diberikan.
Korban tidak bisa menyelesaikan PR tersebut, sehingga Sularno memerintahkannya untuk melakukan push up sebagai bentuk hukuman bersama satu temannya yang tidak hapal. Setelah menyelesaikan hukuman tersebut, terjadi sedikit kejadian yang dianggap tidak wajar oleh pelapor karena adanya memar di tubuh korban.
Kedua orang tua kandung korban bukan pelapor dalam kasus ini. Oleh karena itu, kuasa hukum Sularno mengajukan amicus curiae karena dinilai terdapat cacat hukum dan pemaksaan perkara. “Kami berharap keadilan segera ditegakkan dan Sularno tidak dihukum secara berlebihan,” tegasnya. (Den)
Tidak ada komentar