0
Sumsel Independen — Perjalanan politik Rasyid Rajasa, putra mantan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, telah mengalami berbagai dinamika. Gagal dalam Pemilu 2024 sebagai caleg DPR RI, Rasyid Rajasa kini membidik kursi Wali Kota Palembang dalam Pilkada mendatang. Langkahnya ini mengundang sorotan, terutama karena latar belakangnya yang tidak luput dari kontroversi.
“Saya punya mimpi melihat Kota Palembang ini melahirkan pelaku wirausaha baru, pelaku UMKM baru. Yang mana juga kita ingin melihat anak-anak muda di Kota Palembang ini jadi tambah kreatif melalui industri wirausaha atau UMKM,” ucap Rasyid Rajasa, menegaskan niatnya.
Niat Rasyid Rajasa ikut Pilwalkot Palembang dibenarkan Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay.
Dia mengaku dirinya sudah berkomunikasi dengan Rasyid Rajasa terkait maju dalam kontestasi pilkada mendatang.
“Saya sudah pernah tanya hal ini ke Rasyid. Benar, dia menyatakan niatnya maju di Pilkada Palembang,” kata Saleh dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (7/4/2024).
Latar Belakang dan Profil
Rasyid Rajasa, lahir dari keluarga dengan latar belakang politik yang kuat, mulai meniti karier politiknya setelah menyelesaikan studi di Inggris pada tahun 2014. Terlibat dalam dunia wirausaha, Rasyid kemudian terpilih sebagai Ketua DPD PAN Kota Bandung pada tahun 2022. Namun, perjalanan politiknya tidak lepas dari bayang-bayang masa lalu.
Pada Desember 2012, Rasyid terjerat dalam kasus kecelakaan yang menewaskan dua orang di Tol Jagorawi. Meskipun divonis hukuman percobaan, kasus ini meninggalkan bekas dalam perjalanan politiknya.
Saat itu, ia mengendarai mobil Jeep BMW X5 dengan nomor polisi B 272 HR menuju ke bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
Setelah mengantar kekasihnya pulang, ia hendak pulang ke rumahnya di daerah Cilandak, Jakarta selatan dengan melalui Tol Jagorawi.
Di jalur kanan Km 3+335 Tol Jagorawi, mobil yang dikemudikan Rasyid terlibat benturan keras dengan mobil Daihatsu Luxio yang dikendarai oleh Frans Joner Sirait.
Diketahui, Frans membawa 10 penumpang, 5 orang yang berada di bangku paling belakang terlempar ke jalan karena pintu belakang Luxio terbuka setelah membentur.
Akibatnya, dua dari lima orang yang terlempar, yaitu Harun (50) dan Muhammad Reihan (1,5), meninggal dunia.
Dalam persidangan, dari 17 orang saksi yang hadir, tidak ada satu pun saksi yang dapat membuktikan bahwa dua orang meninggal akibat kecelakaan tersebut.
Bahkan, saksi kunci Frans mengaku tidak sadar jika mobilnya terbentur. Ia hanya merasa dirinya terdorong ke depan.
Setelah menjalani persidangan, Rasyid Rajasa divonis 6 bulan hukuman percobaan dengan hukuman pidana 5 bulan, dikutip dari Kompas.com (26/3/2013).
Putusan tersebut lebih rendah dibanding tuntutan jaksa, yaitu 8 bulan dengan masa percobaan 12 bulan.
Rasyid dinyatakan bersalah dan terbukti melanggar Pasal 310 Ayat (4) Undang-Undang Lalu Lintas akibat mengendarai kendaraan dengan lalai dan subsider Pasal 310 Ayat (2).
Analisis Pengamat
Pengamat Bagindo Togar menyoroti fenomena menarik di mana para caleg gagal kembali berlomba-lomba untuk memperoleh jabatan kepala daerah. Menurutnya, hal ini mencerminkan daya tarik kuat dari posisi politik tersebut.
“Dikarenakan jabatan politik itu memang ‘Menggiurkan’, sebab domainnya adalah berada dalam entitas kekuasaan yang sarat dengan segala sumber kebutuhan pembangunan dan kebutuhan masyarakat,” ungkap Bagindo Togar.
Namun, dia juga menekankan bahwa persaingan di arena Pilkada tidaklah mudah. Dalam konteks Sumatera Selatan, di mana Rasyid Rajasa bersaing, Bagindo Togar menyatakan bahwa peluang bagi para caleg gagal kembali ke dunia politik daerah memang terbuka, namun tantangannya cukup besar. (*)
Pos Terbaru
Sponsor
<
x
x
Tidak ada komentar