Griya Literasi

Sekanak Lambiro, Ikon Wisata Baru Yang Kini Terabaikan

Jumat, 14 Jul 2023 09:39 2 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen — Siapa yang tak kenal dengan ikon wisata Sekanak Lambidaro Palembang yang dulu rapi dan bersih serta menjadi tujuan favorit masyarakat untuk bersantai dan menikmati pemandangan sungai. Namun, kondisi tempat wisata yang berada di Jalan Radial hingga Jalan Merdeka ini kini memprihatinkan banyak orang.

Dengan panjang mencapai 2 kilometer, Sekanak Lambidaro Palembang yang dulu rapi dan bersih, sekarang terlihat tak dirawat lagi. Sungainya yang keruh berwarna hitam dan menimbulkan bau tidak sedap menjadi pemandangan yang mengganggu. Selain itu, perahu wisata yang dulu menjadi daya tarik utama juga dibiarkan hancur dan teronggok di tepian sungai tanpa ada upaya perawatan dari pihak berwenang.

Bukan hanya itu, sejumlah dinding yang ada di sepanjang sungai Sekanak Lambidaro juga penuh dengan tulisan-tulisan oknum yang tidak bertanggung jawab, merusak keindahan alam dan mengganggu kenyamanan pengunjung. Keadaan ini semakin memperburuk citra tempat wisata tersebut.

Yus, seorang warga sekitar, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi Sekanak Lambidaro. Menurutnya, sejak beberapa bulan lalu, festival yang biasa diadakan pada malam Sabtu dan Minggu telah berhenti, sehingga tempat wisata ini terbengkalai dan tidak terurus. Meski demikian, pada malam hari, masih banyak warga yang datang untuk bersantai meski air sungai sudah keruh dan tidak sedap baunya.

“Semenjak festival Sekanak Lambidaro tidak aktif lagi, wisata ini jadi terbengkalai dan tak terurus namun malam hari masih banyak warga yang datang untuk bersantai disini walaupun air sungai sudah keruh dan baunya tidak sedap,” ungkap Yus pada Rabu (12/07/2023).

Dita, seorang pengunjung lainnya, juga melihat dengan sedih kondisi perahu-perahu yang dulunya indah kini dipenuhi oleh lumpur dan karat, tak lagi dirawat di tepian sungai. Ia berharap pemerintah dapat kembali memperhatikan tempat wisata ini, mengingat jumlah biaya yang sudah dikeluarkan saat membangunnya.

“Perahu yang dulunya bagus kini penuh dengan lumpur dan berkarat tak diurus di tepian sungai, saya berharap pemerintah kembali memperhatikan lagi wisata ini, mengingat tidak sedikit biaya yang dikeluarkan saat membangun wisata ini,” kata Dita. (hw)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode