Griya Literasi

Kapolres dan Kepala BPBD OKU Selatan Sholat Sunah Istisqa untuk Minta Hujan

Jumat, 15 Sep 2023 22:33 4 menit membaca
PEMKAB MUBA

Sumsel Independen — Kemarau yang panjang dengan cuaca panas yang tak terbendung telah menghadirkan berbagai masalah bagi masyarakat Kabupaten OKU Selatan, yang terletak di Bumi Serasan Seandanan. Ancaman Kekeringan mulai muncul, terutama di daerah dataran tinggi.

Dampaknya sangat terasa, mulai dari kesulitan mendapatkan sumber air bersih hingga lahan pertanian yang mengalami penurunan produktivitas. Pertanian, seperti persawahan tadah hujan dan perkebunan, mengalami kesulitan karena pasokan air yang minim, mengakibatkan tanah menjadi tandus. Situasi ini berdampak besar pada hasil pertanian dan perkebunan masyarakat.

Untuk merespons situasi ini, Polres OKU Selatan, bersama masyarakat dan pejabat Pemkab OKU Selatan, mengadakan Sholat Sunah Istisqa pada pagi hari ini (16/9/2023) di lapangan Mapolres OKU Selatan. Mereka berdoa bersama, memohon kepada Allah SWT agar hujan segera turun dari langit.

Kapolres OKU Selatan, AKBP. Listiyo Dwi Nugroho, dan Kepala BPBD, Koni Ramli, turut serta dalam Sholat Sunah Istisqa pagi ini. Imam Sholat Istisqa adalah Masruhin S.Ag, Kepala KUA dari Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah (BPRRT).

“Ini merupakan instruksi langsung dari bapak Kapolda Sumatera Selatan dan di gelar serentak oleh jajaran kepolisian di wilayah Sumatera Selatan,” jelas Kapolres.

Ancaman lainnya adalah potensi kebakaran akibat tanah dan tanaman yang mengering, serta polusi udara yang meningkat karena debu jalanan yang terbawa oleh angin panas siang hari.

“Kita telah melakukan sosialisasi, investigasi dan pemadaman api. Namun semua berpulang pada Allah SWT. Untuk itu pada pagi ini kita memohon supaya wilayah Oku Selatan segera diturunkan Hujan agar dapat mengatasi masalah Karhutla dan Kekeringan yang terjadi,” tutupnya

Mewakili Bupati OKU Selatan, Asisten 1 Bidang Pemerintahan Joni Rafles turut hadir dalam acara tersebut, memohon hujan kepada Allah SWT di lapangan Polres OKU Selatan.

Puncak Kemarau dan Elnino

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatra Selatan telah merilis proyeksi musim Kemarau di wilayah ini. Menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel, Nandang Pangaribowo, musim Kemarau diperkirakan akan berlangsung dari Mei hingga Oktober 2023. Wilayah Sumsel saat ini mengalami pancaroba dari musim hujan ke musim Kemarau.

“Secara umum wilayah Sumsel sedang berlangsung pancaroba dari musim hujan ke Kemarau,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel Nandang Pangaribowo, Jumat (5/5/2023) lalu.

Puncak musim Kemarau di Sumsel diharapkan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus. Juli menjadi puncak musim Kemarau di bagian barat Sumsel, termasuk Kota Lubuklinggau, Kota Pagar Alam, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Empat Lawang, dan Kabupaten Lahat. Sementara Agustus menjadi puncak musim Kemarau di bagian tengah dan timur Sumsel, melibatkan beberapa kabupaten seperti Kabupaten Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, OKU Timur, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Ogan Komering.

Data yang dihimpun oleh BMKG Sumsel juga menunjukkan potensi terjadinya fenomena El Nino di semester kedua tahun 2023. Hal ini mengingatkan semua pemangku kepentingan akan pengalaman El Nino pada tahun 2015 dan 2019, yang memicu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang signifikan di wilayah Sumsel. Dampak dari Karhutla tersebut bahkan dapat menciptakan asap yang meresap hingga Kota Palembang.

“Sehingga semua pihak pemangku kepentingan berkaca dari tahun 2015 dan 2019 yang terjadinya El Nino. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang cukup signifikan di wilayah Sumsel yang menyebabkan asap dapat timbul hingga masuk ke Kota Palembang,” katanya.

BMKG Sumsel mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk bersiap menghadapi potensi dampak El Nino. Khususnya di wilayah timur Sumsel yang memiliki banyak lahan gambut, titik panas pada musim Kemarau dapat menjadi pemicu utama terjadinya Karhutla.

“Apabila benar-benar terjadi El Nino tersebut dampaknya itu akan cukup signifikan di wilayah timur Sumsel karena banyak memiliki lahan gambut. Jadi bila titik panas terjadi di musim Kemarau cukup banyak di daerah tersebut itu akan memudahkan terjadinya Karhutla,” kata dia.

Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru, telah memberikan izin untuk mengoperasikan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi potensi bencana Karhutla. Surat izin tersebut diterbitkan pada tanggal 26 April 2023, dan telah diteruskan kepada kepala daerah di 17 kabupaten dan kota di Sumsel. Pada bulan Maret 2023, Gubernur juga telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumsel. Teknologi Modifikasi Cuaca ini akan mencoba meningkatkan peluang turunnya hujan dengan cara menyemai garam dalam jumlah besar ke awan potensial. (DK)

Laporan: Deni Kemala
Editor: Pram

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    MAJALAH TERBARU

    Majalah Independen Edisi LIV

    Sponsor

    Wujudkan Supremasi Hukum
    <

    Majelis Dzikir Ustadz H. Hendra Zainuddin

    Bengkel Las Listrik Karya Jaya

    Perumahan

    xBanner Samping
    xBanner Samping
    Beranda Cari Trending Lainnya
    Dark Mode