Sumsel Independen — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti peningkatan angka kasus Tuberkulosis (TBC) yang menjadi fokus perhatian global.
Profesor Tjandra Yoga Aditama, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, mengumumkan bahwa WHO sedang mengembangkan TBC/">Obat Pencegah TBC untuk menangani lonjakan kasus tersebut.
Melansir dari Halodoc.com, Dalam sebuah Rapid Communication, WHO menyatakan bahwa memberikan TBC/">Obat Pencegah TBC kepada individu berisiko tinggi dapat mengurangi risiko terkena penyakit secara bertahap.
Upaya global untuk mencapai 45 juta orang dengan pengobatan pencegahan TBC disepakati pada Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tentang Tuberkulosis pada September 2023.
Profesor Tjandra Yoga Aditama berharap Indonesia bisa menjadi salah satu target upaya ini.
Meskipun TBC/">Obat Pencegah TBC masih dalam tahap pengembangan, berbagai obat seperti Isoniazid, Rifampicin, Rifabutin, Rifapentin, Pyrazinamide, dan Ethambutol umum digunakan untuk mengobati TBC, dengan panduan dokter.
Langkah-langkah TBC/">Pencegahan Penularan TBC mencakup hindari interaksi dengan orang terinfeksi, menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan, serta menjaga jarak.
Pemeriksaan awal dianjurkan jika muncul gejala TBC, seperti batuk berkepanjangan.
Menjaga sistem kekebalan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengoptimalkan sirkulasi udara juga penting dalam mengurangi risiko penularan TBC.
Meskipun TBC/">Obat Pencegah TBC masih dalam pengembangan, langkah-langkah pencegahan yang efektif dapat membantu menekan penyebaran penyakit ini.
<
Tidak ada komentar